Sunday, September 10, 2017

Jika Ulama Mentabdi’ Seseorang, Apakah Wajib Tatsabbut Kepada Kedua Belah Pihak

❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Hady hafizhahullah

[ Pertanyaan ]

Bolehkah mengatakan bahwa jika ulama telah mencela seseorang dan mentabdi’nya maka wajib atas seorang penuntut ilmu untuk tatsabbut (meneliti, klarifikasi, cross cek dan semisalnya –pent) kepada kedua belah pihak dan memperhatikan perkataan kedua belah pihak serta tidak memvonis kecuali setelah melakukan tatsabbut?

[ Jawaban ]

■ Sekarang ini kita sering mendengar ucapan semacam ini didengung-dengungkan.
(•) Jika para ulama sudah berbicara sebagaimana yang dikatakan oleh yang mengatakan tadi yaitu oleh si penanya,
(•) jika orang-orang yang mentabdi’ atau mencela seseorang tersebut adalah ahlul ilmi,
(•) dan mereka telah mencelanya dan memvonisnya sebagai seorang mubtadi’,

[↑] maka sesungguhnya wajib untuk kembali kepada perkataan ahlul ilmi. Maksimalnya jika engkau ingin mengetahui sebab kenapa mereka mentabdi’nya maka hal itu boleh bagimu.

※ Adapun klaim harus melakukan tatsabbut maka bagaimana harus melakukan tatsabbut sedangkan mereka adalah para ulama sebagaimana yang engkau katakan?! Adapun pihak yang dicela dan divonis sebagai mubtadi’ maka tidak teranggap, jika Ahlus Sunnah telah menjelaskan keadaan orang tersebut.

[✘] Kita tidak mengetahui kaedah semacam ini dari para pendahulu kita yang shalih radhiyallahu anhum.
[✔️] Setelah memperhatikan perkataan para ulama Ahlus Sunnah jika mereka mencela seseorang, menjelaskan keadaannya, dan memvonisnya sebagai seorang mubtadi’, maka wajib untuk mengikuti mereka.

※ Jika engkau ingin mengetahui kenapa para ulama tersebut memvonisnya sebagai seorang mubtadi’ maka ini babnya tersendiri.
(•) Engkau ingin mengetahui dalil-dalil mereka dan mengetahui bid’ah yang ada padanya, ini adalah bab lain.
(•) Tujuannya adalah agar engkau mengetahui rinciannya,
(•) bukan karena engkau meragukan para ulama tersebut.
… Jadi wajib untuk hal ini diketahui.

※ Adapun dengan engkau menjadikan seorang yang divonis sebagai mubtadi’ yang telah divonis oleh ahlul ilmi sederajat atau selevel dengan ahlul ilmi, maka hal ini menyelisihi jalan yang ditempuh oleh para Salaf rahimahumullah.

※ Jadi jika para ulama Ahlus Sunnah yang dikenal dengan kekokohan agama dan ilmu serta amanahnya telah menjelaskan keadaan seseorang, maka tidak boleh untuk mengatakan bahwa harus melakukan tatsabbut pada perkataan mereka.

[ السؤال ]

يقول: هل يجوز أن يُقال إن العلماء إذا تَكَلَّموا في شخص وبَدَّعوه يجب على طالب العلم أن يَتَثَبَّت من الطرفين؟ وينظر في أقوال الطرفين؟ ولا يحكم إلَّا بعد التَّثبت؟

[ الجواب ]

هذا الآن نسمع الدَّندنة عليه كثيرًا، إذا تَكَلَّم العلماء كما يقول هذا المتكلم السائل، إذا كان الذين بدَّعوا أو تَكَلَّموا في هذا الشخص هم أهلُ العلم، وتَكَلَّموا عليه وبَدَّعوه، فإنَّه يجب المصير إلى كلام أهل العلم، وغاية ما في الأمر أنَّك إذا طلبت ما السبب الذي بَدَّعوه من أجله؛ فلكَ ذلك.

أمَّا دعوى التثبت كيف تَثَبَّت وهم علماء كما تقول؟ وأمَّا من طُعن فيه وبُدَّع؛ فلا عبرة به إذا تَكَلَّم فيه أهل السنة، ما عرفنا هذا عن سلفنا الصالح – رضي الله عنهم –، النظر في كلام علماء السُّنة إذا طعنوا في شخصٍ وتَكَلَّموا فيه وبَدَّعوه وَجَبَ اتَّباعهم، وإذا أَرَدْتَّ أن تعرف لماذا بَدَّعوه هذا بابٌ آخر، تعرف أدلتهم وتعرف البدعة التي عنده، هذا بابٌ آخر، حتى تعرف التفاصيل، لا من باب أنَّك تشك في هؤلاء العلماء، فيجب أن يُعلم هذا، وأمَّا أن تجعل هذا المبتدع الذي بَدَّعه أهل العلم نِدًّا لأهل العلم؛ فهذا خلاف ما عليه السلف - رحمهم الله تعالى- فإذا تَكَلَّم العلماء – علماء السُّنة المعروفين بالدِّيانة والعلم والأمانة- في شخص ما يُقال يَتَثَبَّت في كلامهم. نعم.

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy // Sumber: http://ift.tt/2xUrpbW

➥ #Manhaj #tabayyun #tatstsabbut #menjawab #syubhat_tabayyun #tabayyun_ala_hizbiyyun #tahdzir #tabdi_

0 komentar

Post a Comment