Saturday, September 16, 2017

Di Manakah Letak Penyimpangan Da'i Rodja & Dzulqarnain Sehingga Harus Dijauhi Karena Mereka Juga Mengajarkan Sunnah?


❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah

Subhanallah. Kita sudah sampaikan di penjelasan pertama bahwa yang jadi persoalan menilai seseorang apakah di atas Sunnah ataukah tidak tidak hanya sebatas ketika didapatkan bahwa orang itu mengajarkan kitab-kitab Sunnah.

Artinya menyatakan seseorang sebagai Ahlussunnah, sebagai orang yang berpegang teguh di atas manhaj Salaf, itu tidak hanya dilihat dari sisi dia mengajarkan Sunnah. Dengan hanya sekedar mengajarkan kitab² Sunnah tidaklah dengan serta merta dia dikatakan sebagai Sunni, sebagai ahlussunnah, sebagai Salafy!!

Berapa banyak orang atau kelompok yang mengajarkan kitab Sunnah, shahih Bukhari diajarkan, shahih Muslim diajarkan hatta akidah tauhid Ushul Tsalatsah, itu diajarkan oleh orang-orang khawarij!! Apakah kemudian orang-orang khawarij berarti di atas Manhaj Salaf? Berarti Salafy? Berarti Sunniy? Kan tidak..!! Apakah setiap orang yang membaca shahih Bukhari, mengajarkan shahih Muslim itu kemudian dikatakan Salafy, Ahlussunnah? Kan tidak..!!

Menilai seseorang apakah dia di atas Sunnah, apakah dia Salafy, apakah dia mengikuti manhaj Salaf adalah dari prinsip-prinsipnya, dari manhajnya, dari ideologinya..!! Bukan hanya karena dia mengajarkan kitab-kitab Sunnah. Thayyib, da'i-da'i TV Rodja mengajarkan Sunnah. Na'am. Tetapi dalam waktu bersamaan mereka menyelisihi prinsip-prinsip Sunnah.

Kalau kita membahas satu persatu penyimpangannya, kesalahan-kesalahannya mungkin butuh daurah yang khusus. Tetapi paling tidak, ada prinsip yang nyata jelas mereka langgar, seperti apa antaranya;

(•) Sikap/mualamah dengan ahli bid'ah & hizbiyun. Berapa banyak dari kalangan mereka yang memberikan pujian kepada ahli bid'ah, kepada hizbi. Adakah para salaf mengajarkan hal ini? Para Salaf bersepakat untuk mentahdzir ahlul ahwa ahlul bida', tidak duduk dengan mereka, tidak bergaul bersama mereka, tidam memuji mereka. Hizbiyyun juga sama, para ulama Salaf memeringatkan akan bahaya hizbiyyun. Sebaliknya mereka (da'i rodja) melanggar prinsip ini.

- Firanda memuji Zakir Naik, memuji Ali Hasan al Halabi, memuji tokoh-tokoh (bid'ah) yg lainnya.

- Khalid Basalamah memuji kelompok-kelompok hizbi, memuji jama'ah tabligh, meremehkan penyimpangan jama'ah tabligh.

Apakah ini yang dikatakan da'i ila Sunnah? Apakah seperti ini? Ummat akan bingung ya akhi, di satu sisi ente mengajarkan sunnah, namun di sisi yg lain ente memuji kelompok bid'ah.

Tolong tanyakan kepada Syaikh Abdurrozak tentang hukum bagaimana kalau ada orang Salafy memuji jama'ah tabligh, merendahkan (meremehkan, ed) kesalahan & Aqidah jama'ah tabligh.

Tanyakan Kepada Syaikh Shalih al-Fauzan dan kepada ulama (sunnah) yang selama ini mereka jadikan rujukan dengan pertanyaan yg rinci. Ana yakin syaikh Abdurrazak atau Syaikh Shalih al-Fauzan akan mengatakan tidak benar. Bahkan sudah jelas, nyata-nyata maqalah dari Syaikh Shalih al-Fauzan tentang kesesatan jama'ah tabligh, lho ini Khalid Basalamah memuji jama'ah tabligh. Seperti inikah da'i sunnah?

(•) Bermudah-mudahan mengunjungi mubtadi'in (ahli bid'ah), seperti yang dilakukan oleh Arifin Badri & juga yang lainnya. Coba? Berdialog, berdiskusi, mencari kesepakatan dengan ahli bid'ah. Subhanallah. Apakah ini dilakukan oleh para Salaf? Apakah ulama kita memberikan contoh dalam hal ini? Tidak..! Ini satu prinsip (yang dilanggar, ed)

(•) Belum lagi yang lainnya, tasahulat (bermudah-mudahan) sehingga dengan sikap ini akhirnya melanggar aturan-aturan Islam, syari'at-syari'at Islam, Ikhitilathnya, itu terjadi. Bagaimana Abdullah Tuasikal menyampaikan ceramahnya, bebas, yang perempuan yang laki-laki. Ngak jadi masalah. Ya Subhanallah.

(•) Belum lagi menyewa sebuah hotel, mengadakan taklim di sana, kemudian terjadi ikhtilath, ya subhanallah. Apakah seperti ini dakwah Salaf? Bermudah-mudah?

(•) Kalau masalah TV sudah jelas.. Banyak sekali para wanita-wanitanya yang terfitnah. Muncul komentar-komentar “Masya Allah ustadz fulan ganteng”, “Masya Allah ustadz fulan ini dan itu ...”, ya subhanallah ke mana suaminya? Ada wanita-wanita mereka yang memberikan komentar, “Bagus sekali ya baju yg dipakai oleh ustadz firanda”, “duhai kiranya suamiku punya baju seperti itu?”, ya subhanallah ini fitnah ya akhi!! ini fitnah..!!

(•) Belum lagi masalah selfi-selfian. Apakah ada da'i-da'i ahlussunnah, para ulama mengajarkan seperti itu? Selfi-selfi seperti yang dilakukan oleh Badru Salam? Selfi, memfoto sendiri ya akhi..!! Selfi.. Antum tahu selfie kan? Selfie, orang yang selfie-selfie-an sampai jatuh ke sungai, jatuh ke mana. Badru Salam mencontohkan hal yang seperti ini kepada ummat? Inikah ini da'i Sunnah? Da'i Salafy? Adakah para ulama yang memberikan contoh? Tolong tanyakan kepada ulama tentang da'i yang seperti ini kelakukannya. "Ya syaikh, bagaimana ada seorang da'i senangnya selfi?", Subhanallah..!! Inikah da'i ila sunnah? Melakukan selfi, bermudah-mudah?

Banyak hal yang pada akhirnya mereka langgar aturan-aturan syari'at karena tasahulat, karena bermudah-mudah. Thayyib, kita sepakat, iya mereka mengajarkan Sunnah, tetapi apa artinya jika menyelisihi prinsip-prinsip Sunnah? Menyelisihi Syariat Islam? Tidak ada artinya..!!

(•) Belum lagi Badru Salam dalam dakwahnya melakukan gaya-gaya orang kafir (tasyabbuh) seperti aksi Mannequin. Inikah yang disebut wasilah dakwah? Wasilah dakwah seperti ini? Subhanallah. Orang diam selama lima menit, iya kan? Subhanallah baru kemudian ada ceramah, dia bicara. Subhanallah. Itu kebiasaan orang kafir, budaya barat dipakai untuk wasilah dakwah?

Inikah orang yang mengajak kepada Sunnah? Tidak boleh menutup mata, jangan menutup pikiran. Kita semua ingin selamat, jalan sunnah ini jalan yang berat, banyak ujiannya, banyak cobaannya. Kita harus berupaya sekuat mungkin untuk bisa selamat sekalipun harus dengan cara merangkak untuk supaya sampai ke jalan yg selamat, harus kita lakukan. Jangan bermudah-mudah..!! Jangan menganggap sepele!! Kita belum dijamin keselamatannya!! Kita tidak dijamin maka harus kita berhati-hati..

Bukan tasyaddud. Bukan berlebihan.. Laa..!! Seseorang yang berpegang teguh di atas Syari'at sama sekali tidak dikatakan tasyaddud. Laa..!! Memang seperti itulah tuntutan Syari'at. Banyak lagi persoalan-persoalan lainnya.

* * *

(•) Dzulqarnain, tidak mendengarkan nasehatnya para ulama, tidak mendengar bimbingannya para ulama. Akibatnya apa; Semakin menjauh dari Salafiyin, Ahlussunnah dan semakin dekat kepada hizbiyun!! Bahkan sudah bisa dikatakan sudah dekat dengan hizbiyyun. Hakadza? Apakah seperti ini da'i sunnah..??

Bahkan tidak menutup kemungkinan akan terus semakin nampak sikap bermudah-mudahnya.

(•) Nanti mulai masuk tifi, mulai masuk youtube, mulai ... dan seterusnya. Mengundang ulama (hizbi, ed), bekerjasama dengan haula hizbiyun, da'i-da'i yang sudah kita sebutkan tadi. Apakah yang seperti ini da'i yg menyeru kpd sunnah..?? Laa.!!

Cukup apa yang sudah dikatakan oleh Syaikh Rabi' -hafizhahullah- bahwa dia (Dzulqarnain, ed) Mumayyi', (melembekkan manhaj, ed), La'ab (main² dlm dakwah), mutalawwin (memiliki sikap berwarna-warni), yamsyi 'ala thariqatul halabi (berpegang kepada prinsip seperti halabi). Sudah cukup apa yg sudah dijelaskan oleh para ulama. Kita tinggal melihat faktanya. Apakah benar apa yg dulu dikatakan oleh Syaikh Rabi'..? Terbukti? Na'am. Ya terbukti dengan jelas apapun alasannya.. terbukti dengan jelas.

(•) Mulai dekat dengan hibiyyun, bergaul dengan hizbiyun, bekerjasama dengan hizbiyyun. Subhanallah.. Na'am.

(03)
Video: https://www.youtube.com/embed/x3b_nFWsdf8
Audio: http://ift.tt/2x7ouxF


📚[Kajian Ilmiyah "Indahnya Hidup Dibawah Naungan Kitabullah & Sunnah Rasulullah -ﷺ-" // Jum'at-Sabtu, 27-28 Jumadil Awal 1438H ~ 24-25 Februari 2017M // Desa Raoda, Kec. Lambai, Kolaka Utara]

₪ Audio dari @ForumBerbagiFaidah [FBF]
➥ #VideoFawaid #Manhaj #salafy #ahlussunnah #salafy_imitasi #salafy_muzaiyaf #mejelaskan_alHaq #membantah_kebathilan #prinsip #ikhwani #sururi #turatsi #halabi #ruhaili #rodja #hizbi

0 komentar

Post a Comment