Wednesday, February 20, 2019

Pembelaan Terhadap al-‘Allamah Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah (02)


🚇PEMBELAAN TERHADAP AL-ALLAMAH RABI' BIN HADI AL-MADKHALI HAFIZHAHULLAH (02)

[ Nasehat Kepada Khalid bin Abdurrahman al-Mishri ]

❱ Asy-Syaikh Abu Ammar Ali al-Huzhaifi hafizhahullah

الحمد لله رب العالمين، وأشهد أن لا إله إلا الله ولي الصالحين، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، وبعد:

※ [ 1 ] 🔥 Di akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh Khalid bin Abdurrahman al-Mishri dengan berbagai perkara yang aneh[¹], dan saya telah mendengar tiga rekaman suaranya sebelumnya –sekitar lebih dari lima bulan yang lalu–.

Yang nampak bagi saya berdasarkan ucapan-ucapannya tersebut bahwa dia adalah orang yang sok berilmu, dan dia membuat-buat kaidah-kaidah dalam masalah jarh wa ta'dil yang tidak benar.

Saya dahulu memiliki keinginan yang kuat untuk menanggapinya, hanya saja saya disibukkan oleh urusan yang lain. Mudah-mudahan saya bisa menanggapinya pada bagian kedua dari bantahan ini.

※ [ 2 ] 🔥 Hari ini saya mendengar ucapannya yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang dungu dan lancang sekali dalam mengeluarkan vonis terhadap para ulama.

Yaitu dengan dia menganggap bahwa;

( ✘ ) Sebagian masyayikh Ahlus Sunnah –yaitu asy-Syaikh Rabi' dan masyayikh yang lain– telah menyimpang dari as-Sunnah dan mencocoki Khawarij
karena para ulama tersebut berfatwa tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan perang di negara-negara lain.

( ✘ ) Khalid Abdurrahman menyebutkan bahwa beberapa ulama berkumpul dan bermusyawarah tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan perang di Suriah, Libya, dan Yaman.
— Dan mereka mengeluarkan fatwa tentang masalah-masalah ini, kemudian mereka mengirim fatwa-fatwa tersebut secara lisan.

( ✘ ) Dia menyebutkan bahwa ini adalah majelis-majelis rahasia yang menyerupai bid'ah Khawarij.
— Dia juga menyebutkan dengan penuh keheranan bahwa sebagian ulama tidak mengingkari majelis-majelis semacam ini, bahkan mengatakan bahwa itu termasuk syura atau musyawarah dan bahwasanya para ulama termasuk ulil amri.

( ✘ ) Kemudian Khalid Abdurrahman menyebutkan bahwa ulama tersebut adalah asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah.
— Lalu Khalid Abdurrahman mengeluarkan vonis akhirnya terhadap para ulama –asy-Syaikh Rabi' dan selain beliau– dengan menyebut bahwa ini adalah penyimpangan dari as-Sunnah dan menyimpang dari salah satu prinsip-prinsip mendasar agama kita.

Khalid Abdurrahman mengatakan, “Sesungguhnya asy-Syaikh Rabi' telah menyimpang dari as-Sunnah dan mencocoki Khawarij.”

•• ✘ ~ ✘ ~ ✘ ••

Saya katakan:

“Dengan ucapannya ini Khalid Abdurrahman telah jatuh tersungkur pada kepalanya[²] karena beberapa hal:

※ Pertama ※
Orang yang sok berilmu ini telah menyebut para ulama dakwah salafiyyah sebagai Khawarij, dan orang yang sangat bodoh ini tidak mengetahui bahwa fatwa para masyayikh kita –yang mereka keluarkan kepada dunia Islam– mayoritasnya berisi menghadang Khawarij dari kelompok al-Ikhwan al-Muslimun yang mengacaukan dunia dengan demonstrasi dan memberontak terhadap pemerintah, demikian juga menghadang Khawarij yang berasal dari organisasi-organisasi teroris semacam al-Qaeda dan ISIS, serta menghadang kelompok pemberontak Khawarij Hutsiyun (di Yaman) dan selain mereka.

—(▴) Catatan kaki: (▴)—

[¹] Sejak beberapa tahun yang lalu saya mengkhawatirkan cara yang ditempuh oleh orang-orang yang tergabung dalam website "an-Nahjul Wadhih" seperti Ahmad Bazmul, Khalid Abdurrahman al-Mishri, Adil Manshur, Abu Fadhl al-Libbi, dan siapa saja yang menempuh jalan para shighar (orang-orang yang masih muda dan belum matang dan kokoh ilmunya) itu dari kalangan orang-orang yang meninggalkan nasehat para ulama.

[²] Seperti yang dikatakan oleh asy-Syaikh Salim Bamuhriz hafizhahullah.

▾▾▾

※ Kedua ※
Para masyayikh yaitu asy-Syaikh Rabi' dan asy-Syaikh Ubaid serta yang lainnya tidak sendirian dalam mengeluarkan fatwa-fatwa ulama dunia Islam, bahkan hal ini telah diketahui hingga dari para ulama yang lain. Para ulama –seperti asy-Syaikh Ibnu Baz, asy-Syaikh al-Albani, dan asy-Syaikh al-Utsaimin– telah mengeluarkan fatwa-fatwa di banyak negeri seperti Afghanistan, al-Jazair, Yaman, Indonesia, dan yang lainnya.

Maka apa yang akan dikatakan oleh Khalid Abdurrahman tentang fatwa-fatwa para ulama Ahlus Sunnah tentang jihad di Afghanistan, jihad di Indonesia, memerangi kelompok-kelompok teroris di Libya, memerangi milisi Hutsiyun di Yaman dan di tempat-tempat yang lain yang difatwakan oleh banyak dari para ulama Ahlus Sunnah di Kerajaan Arab Saudi dan yang lainnya?!

※ Ketiga ※
Khalid Abdurrahman tidak menjelaskan kepada kita;
(•) Perkara apa yang dia ingkari terhadap para ulama?!
(•) Dan siapa yang mendahuluinya dalam melakukan pengingkaran tersebut serta apa hujjah mereka?!
(•) Apakah dia mengingkari perkara yang sifatnya dilakukan secara rahasia?!
(•) Ataukah dia mengingkari musyawarah yang dilakukan oleh para ulama?!
(•) Atau dia mengingkari para ulama atas fatwa-fatwa mereka tentang masalah-masalah kontemporer yang terjadi di negara lain yang bukan negara mereka?!
(•) Ataukah dia menyangka bahwa para ulama akan mengirim para pemuda Arab Saudi (ke medan jihad) –sebagaimana yang dilakukan oleh hizbiyyun dari kelompok al-Ikhwan al-Muslimun dan yang lainnya– tanpa izin dari pemerintah?!

(a)Jika Khalid Abdurrahman mengingkari perkara yang sifatnya rahasia yang dilakukan oleh para ulama,

Maka kita katakan kepadanya,
     “Perkara yang sifatnya rahasia berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain sesuai dengan pihak-pihak yang merahasiakan urusan mereka sesuai dengan tujuan mereka.”

Jadi perkara yang sifatnya rahasia jika dilakukan oleh kelompok pergerakan atau sekelompok pemuda yang dengan perkara yang sifatnya rahasia tersebut mereka ingin menyembunyikan masalah-masalah dari para ulama, maka ini adalah perkara yang sifatnya rahasia yang tercela, karena itu artinya pada mereka terdapat penyimpangan yang mereka tidak ingin para ulama mengetahuinya.

Namun jika yang dimaksud adalah para ulama yang kokoh ilmunya menyembunyikan sebagian masalah-masalah dari orang-orang awam dan yang semisal mereka maka tidak ada yang melarang.[³]

Jadi jika para ulama merahasiakan sebagian perkara dakwah atau fatwa-fatwa kontemporer dari orang-orang awam, maka tidak ada dalil yang melarang, dan perkara yang sifatnya rahasia di sini bukan seperti yang dilakukan oleh Khawarij yang mereka takut jika pemerintah mengetahui rahasia dan keyakinan mereka.

Fatwa-fatwa para ulama kita di Arab Saudi terus bermunculan dalam masalah-masalah kontemporer dan sampai ke negara-negara lain di dunia seperti Yaman, Suriah, al-Jazair, Irak, dan yang lainnya sejak beberapa tahun lalu, dan tidak ada seorangpun yang mengingkarinya dan tidak pula ada perintah yang melarang fatwa-fatwa tersebut, karena fatwa-fatwa mereka sama sekali tidak menyinggung pemerintah sedikitpun.

(b)Jika yang dia maksud adalah mengingkari musyawarah,

Maka musyawarah yang dilakukan oleh seorang ulama dengan para ulama yang lainnya merupakan perkara yang disyariatkan pada perkara-perkara yang sisi kebenarannya kurang jelas, karena seorang ulama terkadang membutuhkan dan terkadang tidak.

—(▴) Catatan kaki: (▴)—

[³] Al-Bukhari mengatakan pada kitab al-Ilmu dalam Shahihnya, “Bab Orang yang Mengkhususkan Ilmu Kepada Suatu Kaum karena Khawatir Mereka tidak Memahami.” — Kemudian beliau berdalil dengan hadits Mu'adz bin Jabal.

Dan dengan hadits yang sama asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berdalil dalam kitab at-Tauhid dengan mengatakan, “Masalah ke-16: Bolehnya menyembunyikan ilmu untuk maslahat. Karena Nabi [ﷺ] melarang Mu'adz agar jangan memberi tahu kepada seorangpun bahwa Allah tidak akan memasukkan ke neraka orang yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun.”

▾▾▾

(03)
(c)Jika yang dia maksud adalah mengingkari para ulama atas fatwa mereka tentang hal-hal kontemporer yang terjadi di negara lain,

Maka hukum asalnya boleh, bahkan terkadang bisa wajib hukumnya, dan kita menuntutnya untuk menunjukkan dalil yang melarangnya.

(d)Jika yang dia maksud adalah mengingkari pengiriman para pemuda Arab Saudi yang dilakukan oleh para ulama tanpa seizin pemerintah,

Maka ini tidak pernah terjadi sama sekali, dan para ulama dakwah salafiyyah termasuk orang yang paling jauh dari hal-hal seperti itu, dan Khalid Abdurrahman perlu untuk menunjukkan bukti bahwa para ulama salafiyyun berfatwa kepada para pemuda Arab Saudi agar keluar untuk berjihad di luar Arab Saudi.

※ Keempat ※
Adapun berkaitan dengan ucapannya tentang asy-Syaikh Rabi' dan para ulama yang bersama beliau bahwa mereka telah menyimpang dari as-Sunnah dan terjatuh pada ucapan Khawarij,

Maka kita katakan kepadanya,
“Sesungguhnya engkau belum pantas untuk mengeluarkan vonis besar semacam ini, dan engkau jangan menganggap dirimu tidak mungkin sebagai pihak yang menyimpang dari as-Sunnah, dan pemahamanmu tentang masalah-masalah ini telah menyimpang dari jalan yang benar, dan engkau jangan menganggap dirimu tidak mungkin sebagai orang yang menempuh langkah-langkah Khawarij, karena Khawarij dikenal suka memvonis sesat terhadap para ulama, menyebut para ulama besar sebagai orang-orang dungu, kurang ajar terhadap mereka, dan memisahkan diri dari mereka.”

Inilah kesimpulan hal-hal yang diingkari oleh Khalid Abdurrahman terhadap para ulama[⁴], dan yang aneh adalah bahwasanya Khalid Abdurrahman memiliki rekaman suaranya sekitar 5 tahun lalu yang padanya dia mengarahkan pada fatwa-fatwa tentang Libya kepada asy-Syaikh Ubaid al-Jabiri dan dia mengatakan:

“Beliau memiliki kekhususan dalam bidang ini.”

Dan dia juga mengatakan bahwa asy-Syaikh Rabi' mempersaksikan untuk beliau bahwa beliau adalah Imam dalam as-Sunnah.

※ [ 3 ] 🔥 Duhai kiranya Khalid Abdurrahman al-Mishri mengambil nasehat asy-Syaikh Rabi' agar semangat menuntut ilmu dan sibuk berdakwah di negaranya Mesir[⁵], serta tidak memperbanyak safar ke negara-negara Teluk karena negaranya sendiri membutuhkan para dai untuk berdakwah. Seandainya dia mengambil nasehat asy-Syaikh Rabi' niscaya itu lebih baik baginya dibandingkan berbicara tentang masalah-masalah yang dia tidak dia pahami dengan baik.

✍️Ditulis oleh Ali al-Hudzaifi
— Ahad, 12 Jumadal Akhirah 1440H


—(▴) Catatan kaki: (▴)—

[⁵] Dia meninggalkan negaranya Mesir dan berhenti berdakwah di sana, dan pergi ke Kuwait dan tinggal di sana beberapa pekan atau lebih, maka bagaimana akan meraih ilmu orang yang caranya seperti ini?!

Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia, sungguh saya kasihan kepadanya dan menginginkan kebaikan untuknya, maka saya menasehatinya agar introspeksi diri dan meninggalkan jalan yang dia tempuh ini.

Url: http://bit.ly/Fw400608
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: Tg @JujurlahSelamanya / Dari: https://t.me/SheikhAliAlHuthaifi/377

0 komentar

Post a Comment