Sunday, October 20, 2019

Kaidah Ikhwanul Muslimin & Berbagai Kelompok/Pergerakan Hizbiyyin Yang Menyesatkan


🚇KAIDAH IKHWANUL MUSLIMIN & BERBAGAI KELOMPOK/PERGERAKAN HIZBIYYIN YANG MENYESATKAN

Tidak aneh jika kita melihat ada tokoh-tokoh agama dari beragam kelompok yang berbeda terkadang bisa saling bertemu & duduk bersama, saling berta'awun & bergaul mesra atau bisa saling memberikan pujian dan aprisiasi antara satu dengan yang lainnya baik itu dari kalangan syiah rafidhah, ikhwanul muslimin, sururiyyin, jamaah tabligh, hizbut tahrir, shufi, ruhailiyyin, halabiyyin, rodja'iyyin, mutalawinin, Muhammad al-Imam, mumayyi'in, Musha'fiqah dll.

Karena masing-masing tokoh dan kelompok yang berbeda ini untuk suatu sebab atau tujuan, bisa menutup mata atau bahkan melupakan perselisihan yang terjadi antara mereka, demi untuk meraikan kebersamaan dalam menghadapi musuh yang satu (secara langsung dan tidak langsung) yakni dakwah tauhid yang diemban oleh para ulama Ahlussunnah Salafiyyin yang mereka namakan kaidah tersebut sebagai “KAIDAH ZAHABIYYAH (KEEMASAN)”.

Seperti apa huraiannya dan tanggapan ulama terhadap kaidah ini? Silahkan disemak penjelasannya di bawah.

•••

( i ) ❱ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta'ala



[ Pertanyaan ]

Fadhilatu Asy-Syaikh, dari perkara yang telah diketahui bahwa kelompok Syiah dan kelompok Murjiah mereka seluruhnya berselisih dengan Ahlu Sunnah dengan perselisihan yang besar. Dan di sana ada kaidah dari sebagian para ulama yang disebut KAIDAH ZAHABIYYAH (KEEMASAN):

“Kita saling tolong-menolong dalam permasalahan yang telah kita sepakati bersama dan kita saling memberi udzhur (maaf) kepada sebagian yang lain pada apa-apa yang kita berselisih di dalamnya.”

Maka bagaimana kami memberikan udzhur (maaf) kepada mereka orang-orang Syiah?

[ Jawab ]

(※) Kaidah zahabiyyah (keemasan) ini sejatinya bukanlah kaidah zahabiyyah (keemasan) dan tidak pantas dijadikan sebagai sebuah kaidah.

Bahkan apa-apa yang kita bersepakat padanya maka hal itu merupakan kenikmatan dari Allah [ﷻ] dan persatuan lebih baik daripada perselisihan.

Dan apa-apa yang kita berselisih pada sebuah permasalahan maka hal tersebut terkadang mendapatkan udzhur (maaf) dan terkadang tidak diberi udzhur (maaf).

√— Apabila perselisihan tersebut pada perkara yang diperbolehkan oleh agama di dalamnya maka hal ini tidak mengapa karena para imam mereka juga berselisih, Imam ahmad, Imam Syafi'i, Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, mereka semuanya memiliki perbedaan pendapat dalam sebuah permasalahan.

✘— Dan adapun perselisihan yang tidak diberi udzhur (maaf) seperti perselisihan dalam aqidah (termasuk di dalamnya pembahasan tentang pokok-pokok & prinsip dalam Manhaj Salaf, -red) maka sebagian kita tidak saling memberi udzhur (maaf) kepada sebagian yang lainnya bahkan wajib untuk kembali kepada al-Kitab dan as-Sunnah.

(※) Maka wajib atas sekte Syiah dan setiap mubtadi' untuk kembali kepada al-Kitab dan as-Sunnah dan tidak diberi udzhur (maaf). Maka kaidah ini bukanlah kaidah zahabiyyah (keemasan) dan lebih layak engkau menyebutnya dengan kaidah khasyabiyyah (campuran).

Sekarang engkau telah mengetahui perkara yang boleh di dalamnya ijtihad, ini tidak mengapa kita memberikan toleransi kepada orang yang menyelisihi

dan perkara yang tidak boleh berijtihad padanya seperti dalam permasalahan aqidah yang mana seorang insan menyelisihi aqidah salaf sehingga tidak mungkin untuk mereka diberi udzhur (maaf).

📚[Liqool Babil Maftuh: 75]

•••

🚇MEMBANTAH KAIDAH MUWAZANAH IKHWANUL MUSLIMIN

( iii ) ❱ Berkata Fadhilatusy Syaikh al-‘Allamah ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan:

“Apakah termasuk dari manhaj salaf: bahwa saya bila membantah seorang mubtadi’, untuk memperingatkan manusia darinya, wajib menyebutkan kebaikan-kebaikannya supaya saya tidak menzhalimnya?”

Maka asy-Syaikh menjawab:

(※) “Tidak, tidak wajib bila anda memperingatkan dari sebuah bid’ah, menyebutkan bid’ah dan memperingatkan umat darinya (untuk menyebutkan kebaikannya).

Inilah yang diinginkan dan tidak mengharuskan anda untuk mengumpulkan kebaikan-kebaikannya dan menyebut-nyebutkannya.

Tetapi seorang insan itu hanyalah

√- menyebutkan bid’ah tersebut,
√- memperingatkan umat darinya,
√- dan tidak tertipu dengannya.”

📚[Dari pelajaran Sunan an-Nasai kaset no. 18942 tasjilat al-Masjid an-Nabawi]

•••

🚇SIKAP SYAIKH AL-FAUZAN HAFIZHAHULLAH TERHADAP SEKTE IKHWANUL MUSLIMIN

( iii ) ❱ Perhatikan ucapan beliau hafizhahullah,

{ اللهم اشهد أني بريء من دعوة الإخوان المسلمين و مؤسسها المخالفة للكتاب و السنة وما عليه سلف الأمة. }

“Ya Allah, persaksikanlah bahwasanya aku berlepas diri dari dakwah Ikhwanul Muslimin beserta pendirinya, yang mana dakwah tersebut BERSEBERANGAN DENGAN AL-QUR'AN & HADITS, serta menyelisihi para pendahulu ummat.”

📚[Al-Ajwibatul Mufidah 'an As'ilatil Manahijil Jadidah, hal 30]

↪️ Jadi, apakah sekarang Anda masih suka bermajlis dengan mereka?! Lihat Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah sudah berlepas diri dari mereka!

•••

🚇BERHATI-HATILAH DARI BERGOLONG-GOLONGAN

( iv )
▶️ Al-'Allamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata:

{ يجب على طالب العلم أن يتخلى عن: الطائفية والحزبية ؛ بحيث يعقد الولاء والبراء على طائفة معينة أو على حزب معين. }

“Wajib bagi seorang penuntut ilmu untuk menghindarkan diri dari berkelompok-kelompok dan bergolong-golongan, di mana al wala wal baro (loyalitas & sikap berlepas diri) diikatkan dengan kelompok tertentu atau golongan tertentu.”

📚[Kitab Al-'Ilm, 60]

▶️ Al-'Allamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata:

{ السلف الصالح ليسوا أحزابا ؛ بل هم حزب واحد. ينضوون تحت قول الله عز وجل: هو سماكم المسلمين من قبل. }

“Salafush shalih tidak bergolong-golongan bahkan mereka adalah golongan yang satu.”

Mereka mengalir (berjalan) di bawah (bimbingan) firman Allah 'azza wa jalla:

“Dia (Allah) telah menamai kalian (dengan nama) muslimin (orang-orang muslim) dari sejak dahulu.” [Al-Hajj: 78]

📚[Kitab Al-'Ilm, 61]

▶️ Al-'Allamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata:

{ فلا حزبية ولا تعدد ولا موالاة ولا معاداة .. إلا على حسب ما جاء في الكتاب والسنة. }

“Maka tidak boleh ada golong-golongan dan tidak boleh ada keaneka-ragaman, serta tidak boleh ada wala (loyalitas) dan tidak pula bermusuhan, kecuali sesuai dengan apa yang ada di dalam al-Kitab dan as-Sunnah.”

📚[Kitab Al-'Ilm, 61]

•••

🚇ASY-SYAIKH RABI' TERMASUK ULAMA YANG TERDEPAN DALAM MEMBANTAH KELOMPOK HIZBIYYAH

( v ) ❱ Asy-Syaikh Hamad bin Ibrahim al-Utsman hafizhahullah berkata:

{ ‏لو لا فضل الله ثم كتاب "جماعة واحدة لا جماعات" ربما كنّا في ركاب سلمان العودة وعبدالرحمن عبدالخالق وأعوانه التراث، نسب علماءنا ونخرج على ولاتنا!! }

[ + ] “Kalau bukan karena keutamaan Allah, kemudian manfaat dari kitab 'Jama’ah Waahidah Laa Jama'aat' (karya asy-syaikh Rabi' bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah)

mungkin kita masih menjadi tunggangan;
Salman al-Audah
— dan Abdurrahman Abdul Khaliq
— serta para pengikutnya dari kalangan orang-orang yayasan Ihya' at-Turats,

dan kita mungkin masih
MENCELA para ulama kita
— dan MELAWAN pemerintah kita.”

•••

🚇SESEORANG DIUJI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP ULAMA AHLUS SUNNAH

( vi ) ❱
{ ومقت الناس حسينًا الكرابيسي لأنه تكلم في الإمام أحمد. }

[ + ] “Manusia marah kepada Husain al-Karabisy karena dia telah MENCELA al-Imam Ahmad (bin Hanbal -rahimahullah-, red).”

📚[Mizanul I'tidal, jilid 1 hlm. 544]

Url: http://bit.ly/Fw410213 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber:
( i ) Arsip dari WA Ashhaabus Sunnah / File Audio: http://bit.ly/35PrLT7
( ii ) Tg @ForumSalafy / Dari: Sahab•Net { https://goo.gl/vENPG2 }
( iii ) Tg @FawaidIlmiyyah
( iv ) Arsip dari Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
( v ) Tg @ForumSalafy / Dari: https://goo.gl/4gQPqk
( vi ) Tg @ForumSalafy / Dari: https://goo.gl/g4NAJF

0 komentar

Post a Comment