Wednesday, October 10, 2018

Bukan Karena Tahdzir Serampangan, Tapi Karena Manhaj Mereka Sudah Bergeser


🚇BUKAN KARENA TAHDZIR SERAMPANGAN, TAPI KARENA MANHAJ MEREKA SUDAH BERGESER

Ketika al-Imam Ahmad rahimahullah ditanya,
“Siapakah yang lebih Anda sukai, seseorang yang rajin berpuasa, shalat, dan i’tikaf, ataukah yang menjelaskan keadaan ahli bid’ah?”
Beliau menjawab,
“Jika seseorang berpuasa, shalat, dan i’tikaf amalan itu untuk pribadinya. Namun, jika menjelaskan keadaan ahli bid’ah, manfaatnya untuk umat Islam. Inilah yang lebih utama.” [Majmu’ Fatawa 28/231]

Akan tetapi sayang, di antara umat Islam ada yang alergi dengan tahdzir tersebut.

((🔥))
| Ada yang dari kalangan pengusung kebatilan dan para pengikutnya,
| ada yang dari kalangan ahli ibadah,
| ada pula yang dari kalangan orang berilmu,
| bahkan mengaku berjalan di atas manhaj salaf. [¹]

Mereka merasa risih dengan tahdzir terhadap kebatilan dan pengusungnya, bahkan tidak suka sama sekali meskipun tahdzir itu berasal dari ulama sunnah atau kibar ulama yang berkedudukan mulia.

Alasannya bermacam-macam:

((🔥))
| Adakalanya karena pembelaan terhadap tokoh yang dikagumi atau fanatisme golongan.
| Adakalanya karena didominasi perasaan (baca: hawa nafsu).
| Adakalanya pula karena meyakininya ghibah.

Semua itu merupakan bentuk pergeseran dalam bermanhaj. Wallahul Musta’an.

—(▴) Catatan Kaki: (▴)—

[¹] Mereka adalah orang-orang yang lembek dalam bermanhaj (al-mumayyi’ah). Sikap-sikap mereka seringkali menguntungkan para pengusung kebatilan (ahlul bathil) dan memojokkan para pengusung kebenaran (ahlul haq). Dengan sebab inilah mereka disebut al-mukhadzdzilah. Mereka menjadi jembatan bagi para pengusung kebatilan untuk menebarkan kebatilannya di tengah-tengah umat. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membersihkan umat dari orang-orang yang seperti ini. Amin.

📚[Majalah Asy-Syariah Edisi 107 - “Ketika Tahdzir Dipersoalkan”, hal. 10]

Url: http://bit.ly/Fw400114 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: @SalafyBaturaja

0 komentar

Post a Comment