Sunday, February 25, 2018

[meluruskan Syubhat] Bantahan Terhadap Seorang Ulama Ahlus Sunnah Berarti Melazimkan Celaan Kepadanya!!


🚇[MELURUSKAN SYUBHAT] BANTAHAN TERHADAP SEORANG ULAMA AHLUS SUNNAH BERARTI MELAZIMKAN CELAAN KEPADANYA!!

Asy-Syaikh Abul Khaththab Thariq bin Dirman hafizhahullah

❒ Ada kedustaan yang diucapkan oleh orang-orang yang melemparkan julukan Sha’afiqah:

“Engkau mencela asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Hady al-Madkhaly waffaqahullah.”

[ Saya jawab ]

❒ Kalian berdusta, dan alangkah banyaknya kedustaan kalian.

※ Saya hanya mengatakan seperti yang dikatakan oleh al-Allamah Rabi' bin Hady dan al-Allamah Ubaid al-Jabiry,

“Asy-Syaikh Muhammad bin Hady salah dalam melemparkan julukan buruk Sha’afiqah kepada saudara-saudaranya, dan beliau tidak memiliki dalil yang bisa diterima atas hal itu.”

✓ Dan saya tidak akan mengikuti kesalahan beliau, dan kehormatan beliau tetap dijaga di sisi kami.

✓ Seperti inilah prinsip yang kami dapatkan dari bimbingan guru kami Muqbil bin Hady al-Wadi’iy rahimahullah dan juga dari ulama yang lain.

❒ Jika kalian menganggap bantahan saya terhadap kesalahan asy-Syaikh Muhammad bin Hady sebagai celaan terhadap beliau, padahal guru-guru beliau dan yang lebih berilmu dari beliau telah menyatakan beliau salah, maka apakah berarti asy-Syaikh Rabi' dan asy-Syaikh Ubaid telah mencela beliau?!

(•) Sadarlah kalian, ucapan semacam ini muncul dari kalian karena menggunakan kaidah, “Bantahan Terhadap Seorang Ulama Ahlus Sunnah Berarti Mencelanya.”

◈ Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata: “Semua orang bisa diambil ucapannya dan bisa juga ditolak (tergantung dalil -pent), kecuali pemilik kuburan ini.” Yang beliau maksud adalah Nabi [ﷺ].

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: Channel Telegram @JujurlahSelamanya // Dari: {https://goo.gl/hYWn6G}

0 komentar

Post a Comment