Tuesday, February 18, 2020

Benarkah Nabi Hadir Dalam Majelis Berzanji, Maulid, dll Sehingga Mereka Berdiri Untuk Menghormatinya?


🚇BENARKAH NABI HADIR DALAM MAJELIS BERZANJI, MAULID, DLL SEHINGGA MEREKA BERDIRI UNTUK MENGHORMATINYA?


▶️ ❶ Tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali berdasarkan berita dari wahyu melalui Rasul-Nya

(Allah) Yang Mengetahui hal ghaib, maka Dia tidak memberitahukan perkara ghaib-Nya kepada seorangpun kecuali kepada yang Dia ridhai dari Rasul. › [QS Al-Jin: 26-27]

Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini seorang malaikat. Aku tidaklah mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkannya?.” › [QS Al-An’am: 50]


▶️ ❷ Hukum bagi orang yang mengaku-ngaku mengetahui hal ghaib

Hukum bagi orang yang mengaku-ngaku mengetahui akan hal yang ghaib adalah Kafir.

Katakanlah (Muhammad): “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” › [QS An-Naml: 65]

Jika Allah telah memerintahkan Nabinya untuk memerintahkan kepada orang-orang bahwa, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, maka jika ada orang yang mengaku-ngaku mengetahui ilmu ghaib, sungguh dia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya dalam berita ini.


▶️ ❸ Permasalahan Roh / arwah-arwah, termasuk dalam urusan ghaib

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh, katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Rabbku.” Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. › [QS Al-Isra: 85]


▶️ ❹ Sekilas Berita-berita tentang Roh

— Roh tidak bisa kembali ke dunia lagi hingga kelak dibangkitkan.

Dan dihadapan mereka ada Barzakh sampai hari mereka dibangkitkan. › [QS Al-Mu’minun: 100]

Barzah adalah alam antara dunia dan akhirat. › Kata Mujahid di dalam Tafsir Ibnu Katsir.

— Roh Nabi Muhammad berada di rafiq al a’la di surga

Hal ini ditunjukkan oleh do’a Beliau menjelang wafatnya: ‹ Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan sampaikan aku pada Rafiq yang tinggi. › [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, lafadz pada Tirmidzi, lihat Silsilah Ash-Shahihah 6/2775 prog. Maktabah Syamilah]


▶️ ❺ Sebuah dugaan atau persangkaan seseorang tidak bisa dijadikan tolok ukur kebenaran

(Mereka menduga bahwasanya Allah berkehendak untuk mewujudkan kehadiran Nabi pada majelis-majelis mereka, maka terwujudlah. Dengan alasan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Kun Fayakun).

Merekapun menduga bahwa roh-roh orang yang sudah mati bisa kembali ke dunia meminta dikirimkan bacaan ini dan itu, menangis, tertawa, menampakan wadak halusnya dll dengan alasan serupa.

Persis alasan orang kafir yang menduga bahwasanya Allah berkehendak untuk mewujudkan adanya anak Allah melalui diri Maryam, maka terwujudlah. Dengan alasan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, Kuasa Tuhan. Semua itu adalah kedustaan yang besar.

Ingatlah,

Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengiluti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. › [QS Al-An’am: 116]

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan. › [QS Yunus: 36]

Dan mereka tidak mempunyai pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan, sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. › [QS An-Najm: 28]


▶️ ❻ Jika bukan Roh Nabi yang hadir, Lalu siapakah sebenarnya yang hadir di Majelis mereka itu?

Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaithan-syaithan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa. › [Asy-Syu’ara: 221-222]


▶️ ❼ Hukum berdiri di tempat untuk penghormatan bagi orang yang datang dalam keadaan hidup

Tahukah mereka bahwa Rasulullah [ﷺ] tidak suka dihormati dengan cara berdiri di tempat?

Nabi [ﷺ] bersabda: ‹ Barangsiapa yang menyukai manusia dalam posisi berdiri untuknya, maka persiapkanlah olehnya tempat duduknya dari neraka. › [HR. Ahmad, Shahih]

Para Shahabat yang Mulia pun tak berdiri di tempat untuk menghormatinya

Anas bin Malik radhiAllahu ‘anhu berkata: ‹ Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah, dan mereka (para Shahabat) bila melihat Beliau tidaklah berdiri untuknya karena mereka tahu bahwa Beliau tidak suka akan hal itu. › [HR. At-Tirmidzi, Shahih]

Janganlah berdiri di tempat untuk menghormat, agar engkau tidak menjadi penolong setan

Dan jangan kalian menjadi penolong bagi setan untuk mencelakakan saudara kalian. › [HR. Al-Bukhari]

Sungguh orang-orang yang berdiri di tempat guna menghormat tersebut telah menjadi penolong setan agar menumbuhkan rasa kecintaan terhadap sikap berdiri bagi orang yang datang.

Ini keadaan hukum yang diberlakukan bagi orang yang datang dalam keadaan hidup, lalu bagaimana jadinya jika ternyata yang diperlakukan demikian itu adalah orang yang datang ternyata sudah mati, dengan sekedar menduga Rohnya telah datang secara ghaib? Atau menyangka roh+jasadnya yang hadir secara ghaib?


▶️ ❽ Sebagian Contoh Fatwa Ulama

Hukum Berkumpul untuk acara Maulid dan Pengakuan bahwa Nabi [ﷺ] hadir dalam majelis

Soal 5:

Apa hukum berkumpulnya orang-orang untuk acara Maulid dengan pengakuan mereka bahwasanya Nabi [ﷺ] menghadiri majelis-majelis mereka? Dan apakah perkumpulan ini sah secara syari’at? Dan apa yang sepantasnya bagi kita untuk melakukannya pada hari kelahiran Nabi [ﷺ], dan kapan Beliau dilahirkan? Pada hari apa? Bulan apa? Tahun berapa? Dan apakah Nabi [ﷺ] hidup di dalam kuburnya sekarang ataukah tidak?

Jawab 5:

Berkumpulnya orang-orang untuk menghidupkan malam kelahiran/Maulid dan membaca sejarahnya adalah tidak disyari’atkan. Bahkan itu adalah bid’ah yang diada-adakan. Sedangkan pengakuan mereka; bahwasanya Nabi [ﷺ] menghadiri majelis-majelis mereka adalah kedustaan.

Padahal Nabi [ﷺ] hidup di dalam kuburnya dengan kehidupan alam barzakh, merasakan kesenangan didalamnya dengan kenikmatan Jannah/Surga, dan bukan seperti kehidupan di dalam dunia. Sebab sesungguhnya Beliau telah wafat, dimandikan, dikafani, dan dishalati dengan shalat jenazah dan juga sudah dikubur sebagaimana yang lain. Dan Beliau orang yang pertama kali nanti dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat.

Dan sungguh Allah ta’ala telah berfirman mengajak bicara kepadanya: ‹ Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Rabbmu. › [QS Az-Zumar:30-31]

Dan Dia subhanahu berfirman: ‹ Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. › [QS Al-Mukminun: 15-16]

Wabillahi taufiq, washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wasallam.

Al-Lajnah Ad Daimah Lilbuhutsil ilmiyah wal ifta
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil ketua: Abdurrazaq Afifi
Anggota: Abdullah Ghudayan
Anggota: Abdullah bin Qu’ud


▶️ ❾ Kesimpulan

Nabi [ﷺ] tidak hadir di majelis-majelis siapapun dan di manapun, orang yang menyatakan perihal kehadiran beliau adalah dusta dan atau pendusta. Keyakinan demikian adalah salah, sesat lagi menyesatkan. Sehingga roh Nabi tidak bisa dipanggil ke dunia ini dengan ritual pembacaan Berzanji ataupun yang lainnya. Tentu lebih tidak akan bisa dipanggil roh-roh orang yang lebih rendah kedudukannya di bawah beliau baik dari kalangan Aulia’/para wali, orang-orang shalih, syaikh, mursyid, kiyai, habaib, dll. Wallahu ‘alam bishowab.

Url: http://bit.ly/Fw410514
📮••••|Edisi| t.me/s/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

✍🏻__ t.me/s/salafykawunganten

0 komentar

Post a Comment