Tuesday, August 27, 2019

Memiliki Ilmu & Kebaikan Yang Banyak Namun Kenapa Masih Bisa Ditahdzir??


🚇MEMILIKI ILMU & KEBAIKAN YANG BANYAK NAMUN KENAPA MASIH BISA DITAHDZIR??

{ Pelajaran Manhajiah dari para Imam Salaf terhadap orang yang menyelisihi Prinsip Usghul Manhaj Salaf }

Al-Hasan bin Sholih bin Hayy al-Hamdhaniy wafat pada tahun 169H.

√- Dia seorang yang berilmu, zuhud, wara' dan sangat tinggi rasa takutnya kepada Allah, sangat lancar dalam menghafal hadits-hadits, dan seorang yang sering menangis.

√- Hidup di masa-masa kemuliaan bersama para imam Salaf dalam hal ilmu dan ibadah semisal Sufyan Ats-Tsauriy dan selain beliau.

√- Dan dia dikenal oleh para perawi-perawi hadits, sampai-sampai Imam Abu Hatim ar-Razi yang dikenal keras dalam ilmu Jarh wa Ta'dil berkata tentang dia: “Tsiqoh, seorang penghafal yang kuat.”

•※•※•//•※•※•

▶️ Perkara-perkara yang menakjubkan dari al-Hasan bin Hayy;

(※) Cepatnya dia Menangis

Berkata Yahya bin Abi Bukair, “Aku berkata kepadanya, ‘Sifatkan (ajarkan) kepada kami cara memandikan mayat’, maka dia (Hasan bin Hayy) pun tak mampu menahan tangisnya (karena mengingat mati,-red).”

(※) Nampaknya kekhusyukan diwajahnya

Berkata Abu Sulaiman ad-Daraniy: “Tidaklah aku melihat seorang pun yang nampak rasa takut dan kekhusyukan pada wajahnya kecuali al-Hasan bin Shalih bin Hayy.”

(※) Zuhud dan Qana'ah

Dia berkata tentang dirinya, “Seringkali aku berada di pagi hari tanpa memiliki satu dirham pun, dan (itupun) seakan-akan dunia cenderung condong kepadaku.”

(※) Sangat Wara'

Dia membeli seorang budak perempuan dan berkata kepada orang-orang yang ingin membeli (budak perempuan)-nya; “Sungguh dia ini pernah satu kali meludah dengan darah”, dia khawatir dengan itu budaknya adalah budak yang sakit yang akhirnya dia merasa menipu para pembeli.

(※) Takutnya dari Adzab Allah

Ketika dia membaca Ayat Allah: { لا يحزنهم الفرغ الأكبر } “Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat).” [Surah al-Anbiya: 21:103]

Dan dia pun menangis dengan tangisan yang keras, bahkan dikatakan wajahnya menghijau dan menguning (saking takutnya dan tangisannya).

(※) Banyak mentadabburi al-Qur'an

Dia berdiri (shalat) malam dan membaca Surah an-Naba dan dia pun pingsan sampai terbit fajar dan belum selesai membaca surah tersebut.

(※) Panjang shalatnya di malam hari

Dia senantiasa membagi malamnya, untuk dia, untuk ibunya dan saudaranya. Maka tatkala ibunya meninggal dia pun membagi malamnya antara dia dan untuk saudaranya. Dan ketika saudaranya meninggal maka dijadikan malamnya untuk shalat sepanjang malam.

•※•※•//•※•※•

▶️ Dan diantara tazkiyah/rekomendasi yang paling mulia yang dia dapatkan;

Diantaranya:

Al-Imam Abu Zur'ah ar-Razi: “Telah terkumpul padanya (Hasan bin Hayy) keahlian, kefaqihan, ibadah dan kezuhudan.”

Akan tetapi, bersamaan dengan semua itu, dari apa yang telah disebutkan para imam Salaf yang kokoh dalam keilmuan dan kezuhudan;

› mereka berpaling darinya,
› mereka mentabdi'nya (mencapnya sebagai Ahli Bid'ah)
› dan mentahdzir darinya
› dan diantara mereka (yakni para imam salaf) meninggalkan riwayat-riwayat haditsnya,
› bahkan sampai-sampai pada taraf yang sangat keras dan buruk, diantaranya:

Berkata Ahmad bin Yunus terhadapnya: “Andai dia (Hasan bin Hayy) tidak dilahirkan maka akan lebih baik baginya.”

•※•※•//•※•※•

▶️ Maka kesalahan apakah yang al-Hasan telah lakukan (sehingga ditahdzir sedemikian keras ?,-pen), yang dengannya para Imam Salaf memperlakukannya sampai pada taraf mereka mengabaikan seluruh kebaikan-kebaikannya serta tidak memuji dan menghormatinya?

Kesalahannya yakni:
DIA MEMBOLEHKAN KHURUJ 'ALAL HUKKAM (MEMBERONTAK) DARI KETAATAN PENGUASA YANG DHZALIM.

Perhatikan!!!️

› Dia tidak keluar memberontak.

› Dia pun tidak menyebarkan pendapatnya.

› Dia pun tidak menghasut manusia untuk keluar memberontak.

› Dia semata-mata hanya berpendapat (akan bolehnya keluar memberontak,-pen).

Berkata Al-Imam adz-Dzahabi tentang dia: “Dia berpendapat bolehnya memberontak terhadap penguasa/pemimpin pada zamannya karena kedzhaliman dan berbagai kekejaman penguasa, akan tetapi dia tidak pernah ikut memerangI (Penguasa).”

Imam Adz-Dzahabi juga berkata: “Dia termasuk para Imamnya Islam andai dia tidak tersamarkan dengan satu kebid'ahan.”

Dan mereka (para Imam Salaf) tidak tertipu dengan kekhusyukannya.

Berkata Abu Said al-Asyaj: “Aku mendengar Ibnu Idris berkata, ‘Senyumnya Sufyan ats-Tsauri lebih kami cintai dari pingsannya al-Hasan bin Hayy’.”

•※•※•//•※•※•

▶️ Faedah yang kita bisa ambil dari yang telah kita bahas;

Bahwa:

(※) Perkataan/pendapat tentang bolehnya keluar memberontak terhadap penguasa yang dhzalim adalah bid'ah.

(※) Kita tidak boleh bersikap baik terhadap orang-orang yang mempunyai pemikiran tersebut.

(※) Kita tidak boleh diam bagaimanapun ilmu dan keutamaan yang dimilikinya.

(※) Para Salafus Sholeh, mereka menilai seseorang dengan timbangan Sunnah (sejauh mana dia mengikuti sunnah).

❎ Mereka
- tidaklah mengukur dengan ukuran luasnya keilmuannya,
- tidak pula dengan banyaknya ibadahnya,
- tidak pula dengan kekhusyukannya,
- tidak pula dengan seringnya menangis.

Dan terkadang seseorang telah menjadi seorang yang berilmu namun dia terjatuh ke dalam suatu kebid'ahan yang menyelisihi pokok dari pokok-pokok Ahlussunnah yang dengannya dia keluar dari Ahlussunnah dan membuatnya menjadi Mubtadi' (Ahli Bid'ah) dengannya.

Selesai.

Url: http://bit.ly/Fw401205 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: Tg @KesesatanKhawarij / Arsip WA SaLam / Dinukil dari Akun Syaikh Fawwaz al-Madkhali hafizhahullah via Whatsapp

0 komentar

Post a Comment