🚇CARA MULIA MENGHADAPI UPAYA ADU DOMBA
(➊) Seseorang datang kepada al-Fudhail bin Bazwan seraya berkata, “Sesungguhnya si fulan suka mencela Anda.”
Maka beliau berkata:
لأغيظن مَن أمرَه، يغفر الله لي وله.
“Saya benar-benar akan membuat marah orang yang menyuruhnya, semoga Allah mengampuni saya dan dia (orang yang mencela beliau).”
Beliau ditanya, “Siapa yang menyuruhnya?”
Beliau menjawab, “Syaithan.”
📚[Az-Zuhd, karya Ibnul Mubarak]
* * *
🚇CARA MENYIKAPI ORANG YANG MELAKUKAN NAMIMAH
(➋) Siapa saja yang menjumpai namimah[*] dengan seseorang mengatakan kepadanya: “Si fulan mencelamu demikian demikian.”
(✔️) Maka wajib atasnya untuk melakukan 6 perkara:
▸➀ ※ Jangan membenarkan ucapannya, karena orang yang suka melakukan namimah dihukumi sebagai orang yang fasik sehingga beritanya tertolak.
▸➁ ※ Melarangnya dari perbuatan tersebut, menasehatinya, serta mencela perbutannya.
▸➂ ※ Membencinya karena Allah karena dia adalah orang yang dibenci di sisi Allah, dan membenci karena Allah hukumnya wajib.
▸➃ ※ Jangan menyangka buruk terhadap orang yang disampaikan berita tersebut darinya.
◈ Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
اجْتَنِبُوا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِ.
“Jauhilah kebanyakan prasangka.” [QS. Al-Hujuraat: 12]
▸➄ ※ Apa yang diceritakan kepadanya jangan sampai mendorongnya untuk melakukan tajassus atau tindakan memata-matai dan mencari kebenarannya.
◈ Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
وَلَا تَجَسَّسُوْا.
“Dan janganlah kalian melakukan tindakan memata-matai.” [QS. Al-Hujuraat: 12]
▸➅ ※ Jangan sampai dia meridhai kelakuan yang dia melarangnya dari orang yang suka melakukannya, jadi jangan sampai dia menceritakan namimah tersebut.
[▴] Ini semua disebutkan oleh An-Nawawy rahimahullah Ta’ala dalam Syarh Shahih Muslim, maka hafalkanlah baik-baik dan jangan engkau lalaikan!
📚[Lihat: Syarh Muslim karya An-Nawawy penjelasan hadits no. 105 –pent]
◈ Saya akhiri dengan salah satu mutiara dari perkataan Al-Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah Ta’ala:
من نمَّ لكَ نمَّ بِكَ، وَمَنْ نَقَلَ إِلَيْكَ نَقَلَ عَنْكَ.
“Siapa yang melakukan namimah untuk membela dirimu, maka dia juga akan melakukan namimah dengan menjadikan dirimu sebagai korban. Dan siapa yang mengabarkan keburukan orang lain kepadamu, maka dia juga akan mengabarkan tentang keburukan dirimu kepada orang lain.” [Lihat: Tahdziibul Asmaa’ wal Lughaat, I/56 –pent]
◈ Al-Imam Al-Hasan Al-Bashry rahimahullah mengatakan yang semisal ini yaitu:
احْذَرْ مِمَّنْ نَقَلَ إِلَيْكَ حَدَيْثَ غَيْرِكَ، فَإِنَّهُ سَيَنْقُلُ إِلَى غَيْرِكَ حَدِيْثَكَ.
“Waspadailah siapa saja yang menyampaikan ucapan buruk orang lain kepadamu, karena sesungguhnya dia juga akan menyampaikan ucapanmu kepada orang lain.”
Catatan Kaki:
[*] Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Namimah adalah menyampaikan sebuah perkataan diantara manusia dengan tujuan mengadu domba dan merusak hubungan mereka.” [I’aanatul Mustafiid, I/363, terbitan Muasassah Ar-Risalah, –pent]
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Dari Channel Telegram @ForumSalafy
// Sumber:
(➊) https://twitter.com/aljuned77/status/845166914955464704
(➋) http://ift.tt/2ipl2eu
➥ #Bahaya #menyebarkan_ghibah #namimah #mencari_cari_kesalahan #aib
0 komentar
Post a Comment