Thursday, January 9, 2020

Menguji Kejujuran Dai Rodja Bahwa Ulama Al-Lajnah Ad-Da'Imah Tidak Pernah Mengatakan Ali Al-Halabi Di Atas Pemahaman Murji'Ah


🚇MENGUJI KEJUJURAN DAI RODJA BAHWA ULAMA AL-LAJNAH AD-DA'IMAH TIDAK PERNAH MENGATAKAN ALI AL-HALABI DI ATAS PEMAHAMAN MURJI'AH

Sebelumnya telah kita sajikan sebuah ucapan salah seorang dai rodja { https://youtu.be/0r0Y0CN3QlM } yang penuh pecaya diri mengesankan bahwa sebagian penuntut ilmu dan orang-orang yang diustadzkan telah melakukan sebuah kedustaan di mana mereka bersikap keras menyerang tokoh besar mereka yakni ali hasan al-halabi dan mengatakan ia seorang yang memiliki pemahaman murji'ah lalu menegaskan bahwa ulama al-lajnah ad-daimah sendiri tidak mengatakan demikian.

Entah dilakukan dengan kesadaran ataupun tidak, demikianlah sebuah kedustaan yang mau ditimpakan oleh badrussalam ke atas para penuntut ilmu dan asatidzah kita, Allahul musta'aan.

Badrussalam hadahullah mengatakan: " ... Maka dari itulah saya merasa heran dengan sebagian penuntut ilmu atau orang-orang yang diustadzkan .. begitu keras terhadap syaikh ali hasan, menyerang dan mengatakan murji'ah padahal para ulama lajnah aja tidak mengatakan begitu!! "

Mari kita uji kejujuran da'i rodja yang satu ini dengan nukilan berikut:

•※•※•//•※•※•

Nukilan:
Pada artikel kali ini, saya ingin membawakan penilaian sebagian ulama terhadap tulisan-tulisan mereka secara ringkas dengan harapan semoga dapat memberikan pencerahan bagi para pembaca sekalian,


▶️ [ 1 ] ※ Para ulama Al-Lajnah Ad-Da’imah mengatakan:

{ يدعو إلى مذهب الإرجاء }

“Ia menyeru pada madzhab Murji’ah.”

{ بنى كتايبيه التحذير من فتنة التكفير و صيحة نذير على مذهب الإرجاء }

“Ia membangun penulisan dua kitabnya yaitu At-Tahdzir min Fitnatit Takfiir dan Shaihatun Nadzir di atas madzhab Murji’ah.”

{ حرف النقل عن ابن كثير }

“Menta’wil nukilan (perkataan –pen) Ibnu Katsir.”

{ تقوّل على ابن تيمية }

“Membuat kedustaan terhadap Ibnu Taimiyyah.”

{ حرف مراد الشيخ محمد بن إبراهيم رحمه الله }

“Tidak jujur dalam menjelaskan maksud (perkataan –pen) Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah.”

{ حمل كلام أهل العلم ما لا يحتمل }

“Ia membawakan perkataaan ulama yang sama sekali tidak mendukung (keyakinannya –pen).”

{ عليه أن يتقي الله في نفسه و في المسلمين وخاصة شبابهم و أن يجتهد في تحصيل العلم }

“Wajib baginya untuk bertakwa pada Allah dalam dirinya dan kaum muslimin, terkhusus kalangan para pemuda mereka. Hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.”

{ صاحب آراء و مسلك مزري في تحريف كلام أهل العلم }

“Ia pemilik pemikiran dan metode yang menyimpang dalam menta’wil perkataan para ulama.”


▶️ [ 2 ] ※ Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata:

{ صاحب كتابات جديدة تبلبل الأفكار }

“Ia memiliki tulisan-tulisan baru yang menimbulkan kebingungan dan kerancuan pemahaman.”

{ الواجب أنه يتراجع عن الباطل و يتوب إلى الله }

“Wajib baginya untuk rujuk dari kebatilan dan bertaubat pada Allah.”

{ يكتفي بنقل طرف من كلام أهل العلم و يترك الطرف الآخر }

“Ia hanya menukilkan perkataan ulama dari satu tempat, namun meninggalkan perkataan ulama tersebut dalam tempat yang lain.”

{ يلخبط الناس بأفكاره و بجهله و تخرصاته }

“Ia membuat kekacauan terhadap manusia dengan pemikiran, kebodohan dan kedustaannya.”

{ ما نحن بحاجة لمثله يكفينا قول علمائنا و ما سطروه في الكتب }

“Kita tidak membutuhkan orang-orang yang semisal dengannya. Cukuplah bagi kita perkataan para ulama dalam kitab-kitab yang mereka tulis.”


▶️ [ 3 ] ※ Syaikh Abdullah Al-Ghudayyan rahimahullah berkata:

{ اتركوه لأن هذا هو الذي يقود مذهب المرجئة في المملكة }

“Tinggalkan dia, karena ia lah yang mengarahkan (penyebaran-pen) madzhab Murji’ah di Kerajaan Arab Saudi.”


▶️ [ 4 ] ※ Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi hafizhahullah berkata:

{ يبتر كلام أهل العلم }

“Ia memotong perkataan ulama.”

{ عليه أن يرجع للحق فيقبله }

“Wajib baginya untuk kembali pada kebenaran dan menerimanya.”


Di sini saya belum menyebutkan nukilan perkataan terakhir dari Syaikh Ahmad an-Najmi, Syaikh Rabi’ dan Syaikh Ubaid rahimahumullah tatkala memberikan penilaian, karena saya tidak yakin mereka mau menerimanya. -Selesai penukilan-

📚Sumber: abul-harits•blogspot•com - Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah, 17 Rajab 1434H / Dari: www•al-afak•com

•※•※•//•※•※•

Maka jelaslah bagi kita sekarang bahwa dai rodja yang satu ini tidak malu dalam berdusta sekalipun dengan memperalatkan nama ulama al-Lajnah ad-Daimah, tidak jujur terhadap para mad'unya yang berada di bawah bimbingannya dan tidak amanah dengan ilmu yang telah disampaikan oleh para ulama kita, maka apakah orang yang seperti ini masih kita memperyakan (untuk mengajari) agama kita kepadanya? Nas-alullah as-Salaamah wal 'aafiyah

Ingatlah seorang tabi’in bernama Muhammad bin Sirin mengatakan:

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

📚[HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya]

Al-Imam Malik rahimahullah mengatakan:

(لَا يُؤْخَذُ الْعِلْمُ عَنْ أَرْبَعَةٍ، سَفِيْهٍ مُعْلِنِ السَّفَهِ) وَصَاحِبِ هَوًى يَدْعُوْ النَّاسَ إِلَيْهِ، وَرَجُلٍ مَعْرُوْفٍ بِالْكَذِبِ فِيْ أَحَادِيْثِ النَّاسِ وَإِنْ كَانَ لَا يَكْذِبُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَرَجُلٍ لَهُ فَضْلٌ وَصَلَاحٌ لَا يَعْرِفُ مَا يُحَدِّثُ بِهِ.

“Ilmu tidak boleh diambil dari 4 orang; orang yang dungu yang terang-terangan menampakkan kedunguannya, pengekor hawa nafsu yang menyerukan kesesatannya, seseorang yang dikenal berdusta pada perkataan manusia walaupun dia tidak berdusta atas nama Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, dan seseorang yang memiliki keutamaan dan keshalihan namun dia tidak mengetahui dengan benar apa yang dia sampaikan.”

📚[Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlih, karya Ibnu Abdil Barr, terbitan Daar Ibnul Jauzy, hal. 821 riwayat no. 1542. Yang dinukil oleh Asy-Syaikh hanya yang kami beri tanda kurung –pent]

Url: http://bit.ly/Fw410502
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

0 komentar

Post a Comment