Friday, December 20, 2019

Tanamkan Al-Wala' Wal Bara' Bermula Dari Rumah-Rumah Kaum Muslimin


🚇TANAMKAN AL-WALA' WAL BARA' BERMULA DARI RUMAH-RUMAH KAUM MUSLIMIN

❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata:

{ يجب على الرَّجل: أن يُعلِّم أولاده وأهل بيته الولاء والبراء ، أعظم من تعليمهم الوضوء والصَّلاة. }

Wajib atas seseorang untuk mengajarkan anak-anaknya dan keluarganya:

(•) tentang al-wala' (sikap setia/loyal & mencintai karena Allah) wal bara' (sikap permusuhan/berlepas diri & membenci karena Allah),

(•) lebih besar (porsinya) dari pengajaran mereka tentang wudhu' dan shalat. › [*]

📚[Majmu' Muallafaat Asy-Syaikh, hal. 322 - 323]

Url: http://bit.ly/Fw410403 { Judul dari Admin }
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: Tg @MinhaajusSalaf / Dari: t.me/kibarolama/4413

—(▴) Catatan: (▴)—

[*] Pengertian al-Wala’ wal Bara’

Al-wala’ atau disebut juga al-walyu, secara bahasa mengandung arti berdekatan. Seluruh arti dari kata al-wala’ pada prinsipnya kembali kepada makna dasar ini, yaitu berdekatan. Kata al-wala’ dalam bahasa Arab merupakan bentuk mashdar. Kata ini sering pula digunakan untuk memaknai wujud pertolongan dan pembelaan. Adapun al-bara’ atau disebut juga bari’a mengandung arti membebaskan atau melepaskan dan menjauh. Ini adalah salah satu makna dasarnya, di samping makna dasar yang lain yaitu al-khalqu yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, salah satu nama Allah [ﷻ] adalah al-Bari.

Para ulama menggunakan dua kata ini, al-wala’ wal bara’, dalam masalah akidah atau keyakinan. Hal ini didasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah. Semua dalil, baik dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah, memaknai kata al-wala’ dengan kecintaan dan pertolongan atau sikap loyal/setia. Adapun al-bara’ adalah kebalikan dari keduanya.

Dengan demikian, al-wala’ secara istilah adalah kecintaan dan sikap loyal kepada Allah [ﷻ], Rasul-Nya, dienul Islam, dan para pemeluknya dari kalangan kaum muslimin. Adapun al-bara’ adalah membenci segala sesuatu yang diibadahi selain Allah [ﷻ], membenci kekafiran termasuk seluruh ajarannya, dan membenci para pemeluknya serta menampakkan permusuhan kepada semua itu.

Inilah makna al-wala’ wal bara’ dalam Islam. Ia merupakan akidah atau keyakinan dalam hati, yang harus tampak wujudnya melalui perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan, seperti keyakinan-keyakinan lainnya yang tidak diakui keberadaannya dalam hati tanpa terlihat wujudnya dalam perbuatan anggota badan. Apabila semakin menguat wujud akidah ini dalam hati, semakin bertambah pula bukti yang menunjukkan hal tersebut pada perbuatan seorang hamba. Sebaliknya, jika akidah ini melemah, akan berkurang pula bukti keberadaannya pada perbuatan seorang hamba. Selanjutnya, jika akidah ini hilang sama sekali dari hati, hilanglah keimanan secara keseluruhan. Tidak akan tampak wujud keimanan pada anggota badan.

Dengan demikian, kecintaan, pertolongan, dan sikap loyal yang merupakan makna al-wala’, serta kebencian dan pemusuhan yang merupakan makna dari al-bara’, berkaitan dengan hati.

📚[Asy Syariah, Edisi 068]
Baca selengkapnya di: http://bit.ly/2ZaLI3L

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata:

Membeci dan memusuhi orang kafir tidak berarti engkau menzalimi mereka dan melampaui batas terhadap mereka ketika mereka bukan orang kafir yang memusuhi kaum muslimin (kafir harbi), akan tetapi maksudnya membenci mereka dengan hatimu dan memusuhi mereka sesuai kemampuanmu.

📚[Majmu' Fatawa wa Maqalat Ibnu Baz] | @ukhwh

0 komentar

Post a Comment