🚇DIANTARA KESESATAN INTI PERJUANGAN IKHWANUL MUSLIMIN & KELOMPOK/TOKOH HIZBIYYIN YANG SEJENISNYA
▶️ Inilah Manhaj Dan Aqidah Sayyid Qutub (Tokoh Ikhwanul Muslimin)
❱ Berkata asy-Syaikh Rabi' bin Haadi al-Madkhali -hafizhahullah-:
“Dan jika telah jelas bahwa Sayyid Qutub
✘— berada di atas manhajnya Ibnu 'Arabi dalam pembenaran akidah wihdatul wujud,
✘— dan di atas manhajnya Jahm bin Shafwan dalam menolak sifat-sifat Allah dan dalam meyakini bahwa al-Quran adalah makhluk ciptaan,
✘— dan di atas manhajnya (Karl) Marx dalam paham Sosialisme,
✘— dan di atas manhajnya Freemansory dalam hal kebebasan beragama, ia menyeru kepadanya dan bahkan mengatakan bahwa Islam datang demi (menyuarakan) kebebasan beragama dan menghabisi fanatisme keagamaan,
✘— ia juga mengatakan bahwa ibadah bukanlah tugas hidup kita, ia berpendapat dengan pemikiran-pemikiran sekuler,
↪️ lalu disuguhkan kepada para pemuda bahwasanya inilah Islam, setelah itu dikatakan, bahwa saya mencelanya!
...
Wahai saudaraku ...!
(※) Aku tidak mencelanya, demi Allah,
— sementara dia sudah selesai dari amal perbuatannya (meninggal, pent.), tetapi memang ucapan-ucapan ini ada dalam buku-bukunya sendiri!
(※) Lalu apa dibenarkan bagi seorang Muslim yang menghormati Islam dan kebenaran;
— setelah ia melihat kesesatan yang besar lagi meluas ini,
— lalu ia diam saja karena takut atau basa-basi
— atau nifak atau bahkan berpura-pura dengan taqiyyah?!
Demi Allah, seandainya darah kami tertumpah, demi Allah seandainya harta dan jiwa kami lenyap, sebagai tebusan untuk Islam, kami benar-benar akan mengatakan kalimat kebenaran, demi Rabb-nya langit dan bumi! Demi Allah, kami akan mengatakannya sekalipun orang-orang tak menyukainya, demi Rabb penguasa langit!”
📚[Dari Kitab "al-Firqatun Naajiyah, Ushuuluhaa wa 'Aqaaiduha", hal. 32-33]
•••
( ii ) ❱ Salah satu tokoh Hizbut Tahrir yang bernama Muhammad Al-Mis‘ari ikut meramaikan permusuhan kelompok ini terhadap dakwah dan negara tauhid dalam beberapa statemennya.
Di antaranya adalah pernyataan dia yang dimuat oleh surat kabar Asy-Syarqul Ausath edisi 6270, terbit pada hari Jum’at 8 Ramadhan 1416H:
“Sesungguhnya kondisi saat ini di negeri Saudi Arabia yang tidak mengizinkan bagi kaum Masehi (Nashara, pent.) dan Yahudi untuk mempraktekkan syi’ar-syi’ar ibadah secara terang-terangan akan berubah dengan tampilnya Komisi ini di medan hukum. Bahwasanya pemberian hak kepada kaum minoritas adalah wajib, dalam bentuk hak untuk melaksanakan syi’ar-syi’ar agama mereka di gereja-gereja mereka, serta hak untuk mendapatkan pengakuan resmi atas pelaksanaan akad pernikahan sesuai dengan aturan agama mereka secara khusus serta hak-hak lainnya, sebagai bentuk penyempurnaan terhadap kebebasan kehidupan keagamaan dan kehidupan pribadi mereka secara sempurna. Baik mereka itu dari kaum Yahudi, Masehi, ataupun kaum Hindu!!”
Kemudian dia berkata: “Sesungguhnya pembangunan gereja-gereja adalah perkara yang mubah dalam syariat Islam.”
📚[Lihat kitab Al-Ajwibah Al-Mufidah, hal. 38-39 (cet. II) Percetakan Darus Salaf.]
•••
▶️ Bahaya Membolehkan Kebebasan Berpendapat / Berkeyakinan / Beragama
( ii ) ❱ Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan:
{ الذي يجيز أن يكون الإنسان حر الاعتقاد يعتقد ما شاء من الأديان فهو كافر! }
“Mereka yang membolehkan seorang insan bebas dalam berkeyakinan, dia bisa meyakini apa saja yang dia kehendaki dari berbagai macam agama, maka ia kafir.”
📚[Fatawa al-Utsaimin, 3/99]
Url: http://bit.ly/Fw410210
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber:
( i ) Tg @ForumSalafy { http://bit.ly/31nLAgM }
( ii ) AsySyariah•Com { http://bit.ly/2p8aEuZ }
( ii ) Tg @AhlusSunnahPoso
0 komentar
Post a Comment