🚇GHIBAH, APAKAH TERCELA SECARA MUTLAK..??
Ketika kita menjelaskan kebenaran dan menerangkan kesalahan/kesesatan seorang tokoh atau seorang da'i sesat walaupun disertai dengan bimbingan ilmu & ulama, pemaparan hujjah serta bukti-bukti, dengan penuh adab, memilih unggapan & tutur kata yang wajar, hal tersebut tetap saja dianggap oleh sebagian pihak sebagai ghibah yang dicela, diklaim sebagai pemakan bangkai saudaranya dan kita diingatkan bahwa daging ulama itu beracun. Benarkah tindakan seperti ini ghibah, yg dicela oleh agama secara mutlak..??
Yang benar, tindakan seperti ini bukanlah ghibah dan tidak tercela atasnya ketika ia mengandung suatu maslahat, tujuannya untuk membela agama dan kaum muslimin. Adapun pihak mengingkari ini, bisa jadi dia termasuk orang yang jahil dan bisa jadi pula dia sebenarnya adalah para pengekor hawa nafsu, nas-alullah as-salaamah wal 'aafiyah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
{ والهوى غالباً يجعل صاحبه كأنه لا يعلم من الحق شيئا، فإن حُبك للشيء يعمي ويصم. }
“Hawa nafsu seringnya menjadikan pemiliknya seakan-akan tidak mengetahui kebenaran sama sekali, karena sesungguhnya kecintaanmu terhadap sesuatu membuat buta dan tuli.” [Majmu’ul Fatawa, jilid 27 hlm. 91]
🚇APAKAH MENTAHDZIR HIZBIYAH TERMASUK GHIBAH
( i ) ❱ Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
Pertanyaan diajukan kepada Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah;
[ Pertanyaan ]
Apakah mentahdzir Pelaku/Tokoh bid’ah dan Ahwa’, beserta kelompok-kelompok bid’ah, agar supaya kaum muslimin tidak tertipu, ini merupakan kategori ghibah yang tercela? Sampaikanlah faedah kepada kami. Jazakumullahu Khairan.
[ Syaikh Shalih bin Fauzan Menjawab ]
✅ Tahdzir terhadap ahlud dhalal (pelaku/tokoh kesesatan) merupakan perkara yang wajib.
✅ Tahdzir atas kesalahan-kesalahan dalam urusan agama merupakan perkara yang wajib.
= Ini adalah bentuk nasehat kepada Kaum Muslimin.
((🔥)) Ini bukanlah termasuk jenis ghibah.
√- Dikarenakan tujuannya adalah sebagai bentuk nasehat,
√- bukan ditujukan untuk membongkar aib (peribadi, -ed.) yang bersangkutan.
((🔥)) Adapun ghibah,
✘- apabila yang dimaksudkan adalah (semata-mata, red) dalam rangka untuk membongkar aib seseorang.
Adapun bila yang dimaksudkan
√- dalam rangka sebagai nasehat untuk kaum muslimin,
√- dan dalam rangka menjelaskan kesalahan-kesalahannya kepada muslimin,
= maka ini masuk kategori Nasehat.
Agama adalah Nasehat sebagaimana disabdakan oleh Nabi [ﷺ].
•※•※•//•※•※•
🚇MENJELASKAN KESALAHAN ULAMA TERANGGAP MEMAKAN DAGING MEREKA?
( ii ) ❱ Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Ketika kami membantah sebagian dai yang jahat untuk menjelaskan kebathilan mereka dan kami sebutkan nash-nash dari syari’at yang menunjukkan kebathilan dari ucapan mereka, maka mereka menyalahkan kami dengan dalih bahwa daging para ulama beracun dan membicarakan kesalahan mereka adalah perbuatan ghibah?
[ Jawaban ]
√- Menjelaskan kebenaran hukumnya wajib dan menjelaskan kesalahan juga wajib, dan hal ini bukan termasuk memakan daging para ulama.
√- Bahkan ini termasuk upaya menjelaskan kebenaran dan menyampaikan nasehat. Itu bukan termasuk memakan daging para ulama.
√- Engkau tidak mencela pribadi mereka, tetapi engkau hanya menjelaskan kesalahan mereka dan menjelaskan yang benar tentang keadaan mereka.
•※•※•//•※•※•
🚇GHIBAH TIDAK BERLAKU TERHADAP ORANG YANG MENAMPAKKAN KEMUNGKARAN
( iii ) ❱ Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan:
{ من أظهر المنكر جازت غيبته. }
✅ “Siapa saja yang menampakkan kemungkaran, maka boleh untuk menggibahinya.”
•※•※•//•※•※•
🚇APAKAH MENJELASKAN KESALAHAN MANHAJ TERMASUK GHIBAH
( iv ) ❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
[ Penanya ]
Menjelaskan kesalahan ahli bid’ah yang misalnya mereka melakukan ta’wil ayat-ayat atau hadist-hadits demikian dan demikian, apakah hal ini teranggap ghibah? Dan bagaimana jika hal itu terjadi di antara para penuntut ilmu?
[ Asy-Syaikh ]
✅ Menjelaskan kesalahan ahli bid’ah dan siapa saja yang memiliki pemikiran yang rusak atau manhaj yang tidak lurus ini termasuk bentuk nasehat dan bukan termasuk ghibah. Bahkan merupakan bentuk nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi kaum Muslimin.
√- Jadi jika kita melihat seorang mubtadi’ menyebarkan bid’ahnya, maka wajib atas kita untuk menjelaskan bahwa dia adalah mubtadi’ agar manusia selamat dari kejahatannya.
√- Dan jika kita melihat seseorang memiliki pemikiran yang menyelisihi manhaj salaf maka wajib atas kita untuk menjelaskan hal itu agar manusia tidak tertipu dengannya.
√- Demikian juga jika kita melihat seseorang memiliki manhaj tertentu yang akibatnya buruk, maka wajib atas kita untuk menjelaskan hal itu, agar manusia selamat dari kejahatannya. Dan termasuk bentuk nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi para pemimpin kaum Muslimin dan keumuman mereka.
[ Penanya ]
Yaa Syaikh, bagaimana jika membicarakan hal itu di antara para penuntut ilmu?
[ Asy-Syaikh ]
((🔥)) Sama saja, apakah membicarakannya di antara para penuntut ilmu di majelis lain, selama kita khawatir akan tersebar bid’ah atau pemikiran atau manhaj yang menyelisihi Salaf tersebut, maka wajib atas kita untuk menjelaskan agar manusia tidak terjatuh kepadanya.
•※•※•//•※•※•
🚇MEMBONGKAR KEBURUKAN SEORANG DAI YANG MENYIMPANG BUKAN TERMASUK GHIBAH YANG DIHARAMKAN
( v ) ❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
{ الإنسان لو اغتاب شخصا داعية سوء وعينه باسمه ليحذر الناس منه، فإن هذا لا بأس به، بل قد يكون واجبا عليه، لما في ذلك من إزالة الخطر على المسلمين، حيث لا يعلمون عن حاله شيئا. }
“Seseorang seandainya dia mengghibahi seorang dai yang jahat (menyimpang) dan menyebutkan namanya agar orang lain mewaspadainya, maka sesungguhnya hal ini tidak mengapa, bahkan bisa menjadi wajib atasnya, karena pada perbuatan tersebut terdapat upaya melenyapkan bahaya yang mengancam kaum muslimin, karena mereka tidak mengetahui tentang keadaan dai yang jahat tersebut.”
📚[Nuurun Alad Darb, kaset no. 158 side A]
•※•※•//•※•※•
🚇APAKAH MEMBICARAKAN KEADAAN SEORANG MURID TERMASUK GHIBAH?
( vi ) ❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
[ Penanya ]
Kami para pengajar wanita, jika kami duduk di ruang pengajar, kami mengatakan: “Si fulanah hari ini malas atau hasilnya jelek, sedangkan fulanah yang lain hasilnya bagus.” Apakah hal ini termasuk ghibah?
[ Asy-Syaikh ]
✅ Ini bukan termasuk ghibah,
√- karena tujuannya bukan untuk mencela murid tersebut,
√- tetapi tujuannya untuk menjelaskan keadaan murid tadi.
Jika dia malas atau prestasinya kurang bagus agar para pengajar memberikan perhatian lebih, namun jika dia rajin dan semangat maka hendaknya para pengajar memuliakannya.
((🔥)) Jadi menjelaskan keadaan seseorang untuk sebuah maslahat tidak mengapa.
📚[Fataawa Nuurun Alad Darb, 12/502 no. 6705.]
•※•※•//•※•※•
🚇MEMBANTAH KESALAHAN YANG TERSEBAR BUKAN TERMASUK GHIBAH YANG DIHARAMKAN
( vii ) ❱ Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:
{ رد المقالات الضعيفة وتبيين الحق في خلافها بالأدلة ليس هو مما يكرهه العلماء، بل مما يحبونه ويمدحون فاعله ويثنون عليه، فلا يكون داخلا في الغيبة. }
“Membantah pendapat-pendapat yang lemah dan menjelaskan kebenaran yang menyelisihi pendapat-pendapat yang lemah tersebut berdasarkan dalil-dalil bukan termasuk yang dibenci oleh para ulama, bahkan termasuk yang mereka sukai dan mereka puji dan sanjung pelakunya, jadi hal itu bukan termasuk ghibah.”
📚[Al-Farqu Bainan Nashihah wat Ta’yir, hlm. 3]
•※•※•//•※•※•
🚇BOLEH MENGGIBAHI SEORANG YANG SUKA BERDUSTA
( viii ) ❱ Abu Zaid al-Anshary an-Nahwy rahimahullah berkata:
Kami mendatangi Syu’bah di suatu hari ketika hujan turun, maka beliau berkata:
{ ليس هذا يوم حديث، اليوم يوم غيبة، تعالوا نغتاب الكذابين. }
“Ini bukan hari untuk menyampaikan hadits, hari ini adalah hari untuk ghibah, mari kita menggibahi para pendusta!”
📚[Al-Kifayah, hlm. 91]
•※•※•//•※•※•
🚇KETEGASAN IMAM AHMAD BIN HANBAL DALAM MENJAGA SUNNAH
( ix ) ❱ Ibnul Jauzi rahimahullah berkata :
{ قد كان الإمام أحمد بن حنبل لشدة تمسكه بالسنة و نهيه عن البدعة يتكلم في جماعة من الأخيار إذا صدر منهم ما يخالف السنة، و كلامه محمول على النصيحة للدين. }
“Dahulu al-Imam Ahmad bin Hanbal, karena keteguhan beliau dalam berpegang teguh dengan as-Sunnah dan melarang dari bid'ah, beliau pun mengkritisi para ulama yang terkemuka jika ternyata muncul dari mereka pendapat yang menyelisihi as-Sunnah. Dan kritikan beliau dimaksudkan sebagai nasehat dalam upaya menjaga kemurnian Islam.”
📚[Manaqib al-Imam Ahmad bin Hanbal, hal.185]
•※•※•//•※•※•
🚇DIANTARA HIKMAH DIBALIK DITAHDZIRNYA (MENGGHIBAHI) AHLUL BID'AH
( x ) ❱ Telah dikatakan kepada Yusuf bin Asbath:[¹]
“Kenapa engkau membicarakan seseorang (ahlul bid'ah)? Tidakkah engkau takut ini adalah ghibah?!!”
[ Maka beliau berkata ]
“Kenapa wahai dungu?!!
√- Aku lebih baik bagi mereka dibandingkan para ayah dan ibu mereka.
√- Aku melarang manusia untuk beramal dengan perkara baru (bid'ah) yang mereka (ahlul bid'ah) lakukan sehingga engkau (nantinya) mengikuti dosa-dosa mereka.
((🔥)) Dan siapa yang memuji mereka justru orang itu lebih berbahaya bagi mereka.”[²]
📚[Tahdzibul Kamal, 6/182]
—(▴) Catatan: (▴)—
[¹] — Beliau adalah seorang zahid (ahli zuhud), pemuka masyayikh di masanya, pemilik mau'izhah dan kalimat hikmah. Murid ats-Tsauri rahimahullah. Beliau tinggal di daerah perbatasan Islam, ribath (berjaga-jaga) dari serangan kaum kuffar. [Lihat Siyar A'lamin Nubala, Juz 9]
[²] — Yakni bila amalan bid'ah itu dikerjakan oleh orang lain, maka dia akan mendapat dosa sebanyak orang yang ikut mengerjakannya, walaupun ahlul bid'ah itu telah meninggal. Adapun bila dia ditahdzir sehingga manusia tidak mengikutinya, maka dia hanya menanggung dosanya sendiri.
Url: http://bit.ly/Fw401206
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber:
( i ) ForumSalafy•Net { http://bit.ly/2ZuIUx3 }
( ii ) Tg @ForumSalafy { http://bit.ly/2Zyw9BE }
( iii ) Tg @ForumSalafy / Dari Akun twitter “Al-Imam Ibnu Baz”
( iv ) Tg @forumsalafy { http://bit.ly/1MbZrYM }
( v ) Tg @ForumSalafy { http://bit.ly/2Zx8TUH }
( vi ) Tg @ForumSalafy { http://bit.ly/2ZBdh57 }
( vii ) Tg @ForumSalafy / Dari: { http://bit.ly/2ZucQsX }
( viii ) Tg @ForumSalafy
( ix ) Tg @ForumSalafy / Dari: Ajurry•Com { http://bit.ly/2ZGPh4F }
( x ) Tg @GoresanFawaid / Dari Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS) - Alih Bahasa: Abu Abdillah Rahmat
0 komentar
Post a Comment