🚇KESEJUKAN AIR MENGALIR BAHWA AL-HAQ DITERIMA MESKIPUN DARI ORANG MAJHUL DAN KAFIR
( Bag. 1 :: Seri 1 )
Oleh: Asy-Syaikh Abul ‘Abbas Yasin bin ‘Ali al-Hausyabi al-‘Adani rahimahullah
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله تعالى من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم.
أما بعد:
Kami telah mendengar bahwa ada sebagian orang menolak beberapa masalah ilmiyyah yang berlandaskan dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah serta pendapat para ‘ulama panutan ummat hanya dengan alasan bahwa penulisnya tidak diketahui identitasnya, atau dengan istilah yang populer “penulisnya Majhul” (alias tidak dikenal). Sejak saat itu saya bertekad kuat untuk membahas masalah ini serta menjelaskan hakekat sebenarnya yang tersadur dari penjelasan para ‘ulama dalam permasalahan ini.
Maka saya memulai membahas masalah ini tentunya dengan pertolongan dan kemudahan yang Allah anugrahkan kepada saya hingga usailah tulisan pertama ini. Dalam pembahasan ini saya jelaskan bahwa kebenaran itu tetap diterima walaupun dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya atau majhul. Bahkan kebenaran itu diterima walau dari seorang mubtadi’ (ahli bid’ah) atau bahkan dari seorang kafir, munafiq lagi musyrik. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan amal ini ikhlash semata karena-Nya, dan agar dengan sebab tulisan ini Dia memberikan hidayah kepada orang-orang yang masih bingung untuk bisa menempuh jalan yang lurus.
Beberapa dalil yang menyebutkan bahwa kebenaran itu diterima walau dari seorang yang kafir atau majhul:
▶️ [ 1 ] Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَهَا الشَّاعِرُ كَلِمَةُ لَبِيدٍ أَلاَ كُلُّ شَىْءٍ مَا خَلاَ اللَّهَ بَاطِل
“Perkataan paling benar yang diucapkan oleh seorang penyair adalah ucapan Labid yang berbunyi: “Ketahuilah bahwa segala sesuatu selain Allah itu batil.”
Asy-Syaikh Ibn ‘Utsaimin berkata sebagaimana dalam kitab “Syarh Riyadhus Sholihin”:
((🔥)) “Hadits ini menunjukkan bahwa;
(•) Kebenaran itu diterima sekalipun datangnya dari seorang penyair, kebenaran itu diterima dari siapapun yang menyampaikannya. Sekalipun dia adalah seorang yang kafir dan menyampaikan kebenaran maka kebenaran yang dia bawa itu diterima, atau dia seorang penyair, seorang yang fasiq namun menyampaikan kebenaran maka kebenaran yang dia sampaikan itu diterima.
(•) Sedangkan orang yang mengucapkan kebatilan, maka ucapannya itu tertolak sekalipun yang mengucapkannya itu adalah seorang yang muslim.
Acuannya adalah ucapan, bukan dari siapa yang mengucapkan. Maka dengan ini tentunya wajib bagi setiap orang untuk memandang orang lain dari aspek perbuatannya, bukan dari sosok orangnya.”
— Selesai dinukil dari kitab Syarh Riyadhus Shalihin.
Bersambung insya Allah ...
📮••••[ Edisi Faidah ]
/ t.me/ukhuwahsalaf
/ www.alfawaaid.net
✍🏻__ [ Dari ]
/ bit.ly/2JXxnUW
0 komentar
Post a Comment