🚇KAPAN SESEORANG TERMASUK PENGIKUT SUNNAH (AHLUS SUNNAH)?
Penting untuk difahami bahwa tidak semua yang mengaku ikut Salafiyyah lantas menjadi seorang Salafy. Harus diperhatikan sekian perkara sebelum bisa kita merekomendasikannya sebagai seorang Salafy yang sebenarnya. Jika mengeluarkan seseorang dari Salafiyyah saja perkaranya tidak mudah, maka bagaimana bisa kita menerima sikap serampangan di dalam memasukkan atau menerima setiap orang ke dalam Salafiyyah. Maka ilmuilah perkara ini dengan sedalam-dalamnya melalui bimbingan para ulama Salafy yang telah dikenal keilmuannya lagi istiqiah di dalam berpegang teguh dengan agamanya. Baarakallahu fiikum.
* * *
🚇SYARAT UNTUK MENJADI SEORANG AHLUS SUNNAH
( i ) ❱ Asy-Syaikh Rabi' bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata:
{ ﻓﻼ ﺗﺘﺤﻘﻖ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴُﻨﻴﺔ ﻓﻲ ﺃﺣﺪ، ﺣﺘﻰ ﻳُﻔﺎﺭﻕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻟﺘﺤﺰﺏ ﻗﻠﺒﺎً ﻭﻗﺎﻟﺒﺎً. }
“Salafiyyah dan Sunnah tidak akan terwujud pada diri seseorang
(※) hingga dia memisahkan diri dari ahli bid'ah dan hizbiyyah luar dan dalam.”
📚[Majmu’ur Rudud, hlm. 376]
* * *
🚇MAAF, TIDAK SEMUA YANG MENGAKU SALAFY LANTAS MENJADI SALAFY
( ii ) ❱ Al-‘Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:
{ ليس كل من ادعى السلفية يكون سلفياً، فقد ادعاها قوم جُهَّال لا يعرفون منهج السلف، و ادعاها قومٌ مُخرِّبون ينتحلون منهج الخوارج في سفك الدماء والإفساد في الأرض، وادعاها قوم متعالمون لم يأخذوا العلم عن العلماء، وإنما أخذوه من الكتب والمطالعات والإعتماد على حفظ النصوص مجردا عن الفهم، والله سبحانه يقول { والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان } أي: بإتقان ولا يكون ذلك إلا بالعلم والعمل بمنهجهم ... }
“Tidak semua yang mengaku ikut salafiyyah lantas menjadi seorang Salafy.
✘- Sungguh telah ada kaum dari kalangan orang-orang jahil, mereka tidak mengetahui manhaj salaf.
✘- Juga ada kaum perusak yang mengikuti manhaj Khawarij dalam menumpahkan darah dan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
✘- Ada pula kaum yang sok berilmu, mereka tidak mengambil ilmu dari para ulama, mereka mengambil ilmu dari kitab-kitab saja dan telaah-telaah serta bersandar pada hafalan nash-nash namun tidak diiringi pemahaman (yang lurus).
Allah Ta'ala berfirman:
{ وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ }
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik …”
√- (mengikuti mereka dengan baik) maknanya adalah dengan itqan (kekohohan).
√- Dan itqan ini tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu tentang manhaj mereka (para sahabat Nabi [ﷺ]) dan mengamalkannya.”
📚[Sumber: Haqiqat al-Manhaj as-Salafy, karya Asy-Syaikh Abdullah bin Sholfiq hafizhahullah]
* * *
🚇BAHAYA BERGURU ATAU BERTEMAN DENGAN AHLI BID'AH
( iii ) ❱ Berkata al-'Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah:
{ فمن صاحبهم - يعني أهل البدع - وأصغى إلى أقوالهم ولم يُنكرها، هلك معهم. فالذي يُجالس أهل البدع، يُحرم من الفقه في دين الله عُقُوبَةً له. }
(※) “Maka barangsiapa yang berteman dengan mereka -yakni ahlu bid'ah-, dan mendengarkan ucapan-ucapan mereka dan tidak mengingkari kebid'ahan-kebid'ahannya, dia akan binasa bersama mereka.
(※) Maka orang yang duduk-duduk dengan ahlu bid'ah, dia akan diharamkan (terhalang) dari berdalam-dalam mempelajari agama Allah sebagai hukuman baginya.”
📚[Itihaful Qariy, 2/317-318]
* * *
🚇KAPAN SESEORANG DIKETAHUI SEBAGAI AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH?
( Iv ) ❱ Ditanyakan kepada Sahl bin ‘Abdullah at-Tusturi rahimahullah (W282H, -red.)
“Kapan seseorang itu diketahui bahwa dia itu sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah?”
Beliau menjawab:
“Jika diketahui pada dirinya 10 kriteria: [¹]
[ 1 ] ※ Tidak meninggalkan al-Jama’ah
[ 2 ] ※ Tidak mencela para Shahabat Nabi [ﷺ]
[ 3 ] ※ Tidak memberontak terhadap (penguasa) umat ini dengan mengangkat senjata
[ 4 ] ※ Tidak mendustakan taqdir
[ 5 ] ※ Tidak ragu dalam masalah iman
[ 6 ] ※ Tidak berdebat dalam masalah dien
[ 7 ] ※ Tidak meninggalkan shalat terhadap jenazah siapa saja yang dalam keadaan berdosa dari kalangan ahlul qiblah
[ 8 ] ※ Tidak meninggalkan mengusap atas dua khuf (dalam wudhu’)
[ 9 ] ※ Tidak meninggalkan shalat berjama’ah di belakang waliyul amri baik yang fajir (jahat dan zhalim) maupunyang adil.”
📚[Lihat Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah, I/205]
—(▴) Catatan: (▴)—
[¹] Demikianlah dalam teks aslinya hanya disebutkan sembilan poin saja.
* * *
Maka janganlah kita merasa lemah dengan cacian dan cemoohan orang-orang yang jahil & para pengekor hawa nafsu, karena inilah bentuk keterasingan yang ada pada seorang Salafy yang sejati. Hari ini manusia mayoritasnya telah menganggap dirinya asing, sangat berbeda dari yang lainnya, kaku, keras, tidak punya kelembutan dan hikmah, kebaikan mereka tebarkan dianggap kejahatan, Sunnah yang mereka bawakan dianggapnya kebid'ahan, hal yang ma'ruf dianggapnya mungkar dan munkar dianggapnya ma'ruf. Nas-alullah as-Salaamah wal 'aafiyah.
🚇BERUNTUNGLAH 2 GOLONGAN ORANG YANG TERASING ITU
( v ) ❱ Berkata al-Imam ibnu Rajab rahimahullahu ta'ala:
{ الغرباء قسمان أحدهما من يُصلح نفسه عند فساد الناس ... والثاني من يُصلح ما أفسد الناس وهو أعلى القسمين وهو أفضلهما. }
“Orang-orang yang terasing itu ada dua golongan:
[ 1 ] ※ Orang yang SHALIH; ialah seseorang yang hanya memperbaiki dirinya, ketika manusia telah rusak akhlaknya.
[ 2 ] ※ Orang yang MUSLIH; ialah seseorang yang mampu memperbaiki apa yang telah dirusak oleh manusia. Dan ini merupakan golongan tertinggi dan yang paling utama.”
📚[Kasyfu Kurbah, 320]
Url: http://bit.ly/Fw410103
📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber:
( i ) Tg @ForumSalafy / Dari: http://bit.ly/2UWmbJA
( ii ) Tg @WarisanSalaf - Diterjemahkan oleh: al-Ustadz Fathul Mujib hafizhahullah
( iii ) Arsip dari WA Fawaid Salafy Wonogiri - Faidah dari al-Ustadz Abu 'Aisyah Ismundar hafizhahullah
( Iv ) Tg @ManhajulAnbiya
( v ) Tg @KajianIslamTemanggung
0 komentar
Post a Comment