🚇APA SEBAB ADANYA AKIDAH YANG BENAR DAN AKIDAH YANG SALAH?
❱ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- menjawab:
Ini pertanyaan yang aneh? Yaitu jika demikian katakanlah: Apa sebab ada mukmin dan kafir? Apa sebab ada orang yang fasik dan orang yang taat?
Kita jawab:
❒ Sebabnya adalah bahwa ini hikmah Allah ‘azza wa jalla,
•• sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
{ هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنكُمْ كَافِرٌ وَمِنكُم مُّؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ }
“Dia-lah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS. At-Taghaabun: 2]
•• Dan Allah Ta’ala berfirman:
{ وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ }
“Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” [QS. Huud: 118]
— Yaitu: (Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia) di atas agama yang satu dan akidah yang satu
•• namun:
{ وَلاَ يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ﴿١١٨﴾ إِلاَّ مَن رَّحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ ... }
“Mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” [QS. Huud: 118-119]
— Seandainya tidak ada perselisihan ini maka sungguh penciptaan surga dan neraka itu sia-sia. Sebab neraka itu butuh adanya penghuni dan surga butuh ada penghuninya. Sehingga mesti ada perselisihan (perbedaan antara kebenaran dan kebatilan).
Namun yang selayaknya dia katakan yaitu:
Apa batasan-batasan akidah yang benar dan akidah yang rusak?
Dan jawaban kita atas pertanyaan ini kita katakan:
❒ Segala (keyakinan) — yang sesuai dengan apa yang Nabi [ﷺ] dan para shahabatnya berada di atasnya maka itulah akidah yang shahihah. Dan segala apa yang menyelisihi mereka maka itulah akidah yang rusak.
❒ Demikian pula dalam hal amalan-amalan badaniah (fisik) — Segala (amalan)yang cocok dengan apa yang Nabi [ﷺ] dan para shahabatnya berada di atasnya maka itulah amalan yang shalih. Dan segala amalan yang tidak seperti amalan mereka maka itulah amalan yang rusak.
— Dan perkara ini yang sepantasnya untuk kita bertanya tentangnya.
Sepatutnya untuk kita membahas:
Apakah kita dalam akidah dan amalan kita sudah sesuai dengan apa yang Nabi [ﷺ] dan para shahabatnya berada di atasnya ataukah kita menyelisihinya?
📚[Fataawa Nuurun ‘alad Darb, 1/38-39]
Url: http://bit.ly/Fw391015
📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
// Sumber: WA Salafy Sumatera // ✍️Muhibbukum fillah: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidani hafizhahullah
0 komentar
Post a Comment